Hubungan Antara Egoisme dan Kesehatan Manusi
Manusia, sebagai makhluk sosial, sering kali terbakar dengan keinginan yang tidak pernah cukup baginya. Hal ini mencerminkan egoisme atau "sense of self" dimana manusia memaksimalkan kepemilikan akan aset-aset agar dapat bertahan hidup. Aset yang dimaksud dapat berupa keterampilan, kekuatan jabatan, harta benda, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini, hidup yang tidak pasti dipandang sebagai sesuatu yang mengancam dan berisiko bagi manusia, sehingga manusia cenderung mengamankan dirinya, bagian dari dirinya, dan keturunannya dengan mengabaikan kepentingan lainnya. Namun, pada kenyataannya, manusia berhubungan erat dengan bumi, namun seringkali tidak menganggap bumi sebagai bagian dari dirinya. Kesehatan mental dan fisik memiliki hubungan yang erat, seperti yang diungkapkan dalam kutipan "Mens Sana in Corpore Sano" atau "Jiwa yang sehat di dalam tubuh yang kuat". Dalam konteks ini, spiritualisme telah menjadi penemuan manusia yang penting dalam menjaga kesehatan mental. Spiritualitas bukan hanya sekadar kepercayaan, tetapi juga menjadi wadah untuk mengusir kecemasan batin, media untuk refleksi diri, dan sumber kekuatan saat menghadapi kesulitan. Dengan demikian, artikel ini akan membahas hubungan antara egoisme, kesehatan mental, dan kesehatan fisik manusia, serta pentingnya memperlakukan bumi sebagai bagian integral dari diri manusia. Argumentasi akan disajikan untuk mendukung pandangan bahwa pengakuan akan keterkaitan antara manusia, bumi, dan aspek spiritual merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan kesehatan secara menyeluruh.