Apakah Hinayana Benar-benar Berbeda dengan Mahayana?
Buddhisme, sebuah agama yang berakar pada ajaran Siddhartha Gautama, Sang Buddha, telah berkembang menjadi berbagai aliran dan tradisi selama berabad-abad. Di antara aliran-aliran utama ini, Hinayana dan Mahayana menonjol sebagai dua pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mempraktikkan ajaran Buddha. Meskipun keduanya mengakui Buddha sebagai pendiri dan menghormati ajaran-ajarannya, perbedaan mendasar dalam filosofi dan praktik mereka telah memicu perdebatan dan perbedaan pendapat yang berkelanjutan. Artikel ini akan menyelidiki perbedaan-perbedaan utama antara Hinayana dan Mahayana, mengeksplorasi bagaimana kedua aliran ini menafsirkan ajaran Buddha dan bagaimana perbedaan ini memengaruhi praktik spiritual mereka.
Hinayana, yang secara harfiah berarti "jalan kecil," sering dikaitkan dengan tradisi Theravada, yang dominan di negara-negara seperti Thailand, Sri Lanka, dan Myanmar. Mahayana, yang berarti "jalan besar," mencakup berbagai tradisi seperti Zen, Pure Land, dan Tibetan Buddhism, yang tersebar luas di Asia Timur dan Tibet. Perbedaan utama antara kedua aliran ini terletak pada pemahaman mereka tentang pencerahan dan jalan menuju pencerahan.
Jalan Menuju Pencerahan: Perbedaan dalam Tujuan
Hinayana menekankan pada pencapaian Arhat, seorang individu yang telah mencapai pencerahan dan terbebas dari siklus kelahiran kembali. Jalan menuju Arhatship melibatkan praktik meditasi, moralitas, dan kebijaksanaan, yang bertujuan untuk menghilangkan semua keinginan dan penderitaan. Hinayana menekankan pada upaya individu untuk mencapai pencerahan, dengan sedikit penekanan pada peran bodhisattva, makhluk yang telah mencapai pencerahan tetapi memilih untuk tetap di dunia untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan.
Sebaliknya, Mahayana menekankan pada pencapaian Bodhisattva, makhluk yang telah mencapai pencerahan tetapi memilih untuk tetap di dunia untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan. Mahayana percaya bahwa pencerahan bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya langkah pertama dalam perjalanan untuk membantu semua makhluk mencapai pencerahan. Bodhisattva, dengan belas kasih dan kebijaksanaan mereka, bekerja tanpa lelah untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan.
Perbedaan dalam Ajaran dan Praktik
Perbedaan dalam tujuan ini tercermin dalam ajaran dan praktik kedua aliran. Hinayana menekankan pada studi dan praktik Sutra Pali, yang dianggap sebagai kata-kata langsung Buddha. Mereka menekankan pada meditasi Vipassana, yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang sifat sebenarnya dari realitas. Hinayana juga menekankan pada disiplin moral yang ketat, yang melibatkan mengikuti lima sila, yaitu pantangan membunuh, mencuri, berzina, berbohong, dan minum minuman keras.
Mahayana, di sisi lain, menerima Sutra Pali tetapi juga memasukkan Sutra Mahayana, yang dianggap sebagai ajaran Buddha yang lebih dalam dan lebih luas. Mereka menekankan pada praktik meditasi seperti Samatha-Vipassana, yang bertujuan untuk menenangkan pikiran dan mengembangkan kebijaksanaan. Mahayana juga menekankan pada praktik bodhisattva, yang melibatkan pengembangan belas kasih, kebijaksanaan, dan ketekunan dalam membantu makhluk lain.
Kesimpulan
Meskipun Hinayana dan Mahayana memiliki perbedaan dalam filosofi dan praktik, keduanya mengakui Buddha sebagai pendiri dan menghormati ajaran-ajarannya. Hinayana menekankan pada pencapaian Arhat dan upaya individu untuk mencapai pencerahan, sementara Mahayana menekankan pada pencapaian Bodhisattva dan membantu semua makhluk mencapai pencerahan. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam pemahaman mereka tentang pencerahan dan jalan menuju pencerahan. Meskipun perbedaan ini, kedua aliran ini berbagi tujuan yang sama, yaitu untuk mengatasi penderitaan dan mencapai pencerahan.