#Ngomong# vs. #Berkata#: Mengapa Bahasa Baku Penting dalam Menulis **
Dalam dunia tulis-menulis, penggunaan bahasa yang tepat sangatlah penting. Salah satu aspek yang seringkali menjadi perdebatan adalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Di satu sisi, #Ngomong# terasa lebih santai dan akrab, sementara #Berkata# dianggap lebih formal dan resmi. Namun, dalam konteks penulisan, penggunaan bahasa baku memiliki beberapa keunggulan yang tidak dapat diabaikan. Pertama, bahasa baku membantu menjaga konsistensi dan kejelasan dalam penulisan. Penggunaan kata-kata yang baku dan standar memudahkan pembaca untuk memahami maksud penulis. Sebaliknya, penggunaan bahasa tidak baku dapat menimbulkan ambiguitas dan kesulitan dalam memahami pesan yang ingin disampaikan. Kedua, bahasa baku menunjukkan profesionalitas dan kredibilitas penulis. Dalam dunia akademis, profesional, dan publikasi resmi, penggunaan bahasa baku menjadi standar yang harus dipenuhi. Penggunaan bahasa baku menunjukkan bahwa penulis memiliki pengetahuan dan penguasaan bahasa yang baik, sehingga meningkatkan kepercayaan pembaca terhadap isi tulisan. Ketiga, bahasa baku membantu menjaga kelestarian bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa baku secara konsisten dapat membantu melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan mencegah terjadinya degradasi bahasa. Meskipun #Ngomong# mungkin terasa lebih mudah dan natural dalam percakapan sehari-hari, penggunaan #Berkata# dalam penulisan memiliki nilai penting dalam menjaga kualitas dan kredibilitas tulisan. Dengan memahami dan menerapkan bahasa baku, kita dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik, profesional, dan bermakna. Kesimpulan:** Penggunaan bahasa baku dalam penulisan bukan sekadar soal aturan, tetapi juga soal menjaga kualitas, kredibilitas, dan kelestarian bahasa Indonesia. Dengan memahami pentingnya bahasa baku, kita dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik dan bermakna.