Perbandingan Laba/Rugi Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit di Perusahaan
Perusahaan saat ini melakukan penjualan secara tunai dengan hasil penjualan sebesar Rp 340.000.000. Dalam penjualan ini, biaya pokok penjualan (HPP) mencapai 65% dari total penjualan, biaya administrasi sebesar Rp 35.000.000, dan tidak ada biaya penagihan yang diperlukan. Namun, perusahaan merencanakan untuk melakukan penjualan secara kredit dengan syarat $4/10-n/30$. Dalam skenario ini, perusahaan menargetkan penjualan sebesar Rp 550.000.000. HPP dalam penjualan kredit ini mencapai 70% dari total penjualan, biaya administrasi sebesar Rp 15.000.000, dan diperkirakan 25% pelanggan akan mengambil diskon. Selain itu, perusahaan juga harus menghadapi biaya penagihan sebesar Rp 7.000.000 per tahun, dengan rata-rata periode tagihan (RPT) selama 30 hari. Dengan data di atas, kita dapat melakukan perbandingan laba/rugi antara kedua kebijakan penjualan ini. Selain itu, kita juga dapat menentukan penjualan mana yang dapat memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan, apakah secara tunai atau secara kredit. Terakhir, kita akan membahas apakah perusahaan sebaiknya mengubah sistem penjualan menjadi kredit. Dalam analisis perbandingan laba/rugi, kita akan mempertimbangkan pendapatan, biaya pokok penjualan, biaya administrasi, diskon yang diambil pelanggan, biaya penagihan, dan periode tagihan. Dengan membandingkan semua faktor ini, kita dapat menentukan kebijakan penjualan mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Dalam penjualan tunai, perusahaan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp 340.000.000. Setelah dikurangi biaya pokok penjualan sebesar 65% dari total penjualan, biaya administrasi sebesar Rp 35.000.000, dan biaya penagihan yang tidak diperlukan, kita dapat menghitung laba bersih dari penjualan tunai. Sementara itu, dalam penjualan kredit, perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 550.000.000. Namun, kita harus memperhitungkan biaya pokok penjualan sebesar 70% dari total penjualan, biaya administrasi sebesar Rp 15.000.000, diskon yang diambil pelanggan sebesar 25% dari total penjualan, biaya penagihan sebesar Rp 7.000.000 per tahun, dan periode tagihan selama 30 hari. Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, kita dapat menghitung laba bersih dari penjualan kredit. Setelah melakukan perhitungan, kita dapat membandingkan laba bersih dari kedua kebijakan penjualan ini. Dengan mempertimbangkan semua faktor yang telah disebutkan, kita dapat menentukan penjualan mana yang memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan. Berdasarkan perbandingan laba/rugi dan analisis faktor-faktor terkait, kita dapat menyimpulkan apakah perusahaan sebaiknya mengubah sistem penjualan menjadi kredit atau tetap menggunakan penjualan tunai. Dalam kesimpulan, kita akan merangkum hasil perbandingan laba/rugi antara penjualan tunai dan penjualan kredit, serta memberikan rekomendasi apakah perusahaan sebaiknya mengubah sistem penjualan menjadi kredit atau tetap menggunakan penjualan tunai.