Kredit Investasi di BPR dan BPRS di OJK Malang Meningkat Tertinggi
Di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Jawa Timur, kredit investasi melalui perbankan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 62,02% tahun-ke-tahun (yoy). Secara nominal, kredit modal kerja adalah yang terbesar, dengan jumlah sebesar Rp1,37 triliun pada Juni 2024, naik dari Rp1,30 triliun pada Juni 2023. Penyaluran kredit BPR dan BPRS kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp1,49 triliun atau 76,05% pada akhir semester I/2024, dengan sektor utama perdagangan besar dan eceran, lapangan usaha lainnya, dan pertanian, perburuan, dan kehutanan. Kepala Kantor OJK Malang, Biger A. Maghribi, mengatakan bahwa tiga sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan nominal penyaluran kredit tertinggi adalah perdagangan besar dan eceran sebesar Rp50,82 miliar atau sekitar 12,90% (yoy), konstruksi sebesar Rp26,38 miliar atau 19,44% (yoy), dan real estate, sewa, dan jasa perusahaan sebesar Rp22,72 miliar atau 12,19% (yoy). Non-performing loan (NPL) BPR di wilayah kerja OJK Malang mencapai 12,28%, sedangkan BPRS lebih rendah, yaitu 8,92% pada akhir semester I/2024. Meskipun NPL BPR tersebut tinggi, Biger mengatakan bahwa secara umum kinerja BPR/BPRS di wilayah kerja OJK Malang tetap baik. Tingginya NPL BPR tersebut disebabkan oleh satu BPR yang memiliki NPL sebesar 50%, yang diduga terkait dengan penyaluran kredit yang curang. Meskipun BPR tersebut termasuk bank yang diawasi, Biger tetap optimis bahwa kinerja intermediasi BPR dan BPRS di wilayah kerja OJK Malang akan terus meningkat. Selain itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif, yaitu sebesar 7,54% (yoy) atau mencapai Rp2,01 triliun pada 30 Juni 2024, menurun dari bulan sebelumnya sebesar Rp2,02 triliun (-0,53% yoy).