Kontroversi Pekerjaan Matius: Sebuah Analisis Historis dan Teologis.
Kontroversi Awal: Sejarah dan Konteks
Pekerjaan Matius, salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru, telah menjadi subjek kontroversi sejak awal penulisannya. Kontroversi ini berpusat pada dua pertanyaan utama: siapakah penulis sebenarnya dari Injil ini, dan apakah Injil ini ditulis dalam bahasa Ibrani atau Yunani? Meskipun tradisi gereja awal mengatribusikan penulisan Injil ini kepada Matius, seorang rasul dan bekas pemungut pajak, beberapa cendekiawan modern meragukan klaim ini. Mereka berpendapat bahwa penulis sebenarnya adalah seorang Yahudi Hellenistik yang tidak dikenal yang menggunakan nama Matius untuk memberikan otoritas kepada karyanya.
Analisis Bahasa dan Gaya Penulisan
Salah satu argumen utama yang digunakan oleh mereka yang meragukan penulisan Matius adalah analisis bahasa dan gaya penulisan Injil ini. Mereka menunjukkan bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Yunani yang canggih dan berpendidikan, yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang pemungut pajak Yahudi pada abad pertama. Selain itu, mereka juga menunjukkan bahwa Injil ini mengandung banyak kutipan dan referensi dari Perjanjian Lama dalam terjemahan Yunani Septuagint, bukan dalam bahasa Ibrani aslinya.
Argumen Teologis
Argumen lain yang digunakan oleh mereka yang meragukan penulisan Matius adalah argumen teologis. Mereka berpendapat bahwa Injil ini mencerminkan pandangan teologis dan eskatologis yang lebih maju dan berkembang daripada yang mungkin dimiliki oleh seorang rasul pada abad pertama. Misalnya, Injil ini menekankan pentingnya gereja dan sakramen, konsep yang mungkin belum sepenuhnya dikembangkan pada saat Matius masih hidup.
Pertahanan Tradisi
Namun, ada juga banyak cendekiawan yang membela tradisi bahwa Matius adalah penulis dari Injil ini. Mereka berpendapat bahwa argumen bahasa dan gaya penulisan tidak meyakinkan, karena tidak ada bukti konkret bahwa Matius tidak bisa berbahasa Yunani atau bahwa dia tidak bisa menggunakan Septuagint. Selain itu, mereka juga menunjukkan bahwa argumen teologis berdasarkan perkembangan konsep gereja dan sakramen bisa dijelaskan dengan cara lain, seperti pengaruh dari komunitas Kristen awal di mana Injil ini ditulis.
Kesimpulan: Kontroversi yang Berlanjut
Kontroversi tentang penulisan Injil Matius adalah contoh bagus tentang bagaimana penelitian sejarah dan teologis bisa membuka pandangan baru tentang teks-teks kuno. Meskipun tidak ada konsensus tentang siapa penulis sebenarnya dari Injil ini, baik pendukung tradisi maupun penentangnya telah memberikan argumen yang kuat dan meyakinkan. Kontroversi ini, oleh karena itu, mungkin akan terus berlanjut, memberikan peluang bagi penelitian dan diskusi lebih lanjut tentang salah satu teks paling penting dalam sejarah Kristen.