Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kerangka inti yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian Berbasis Kelas, dan Kurikulum serta Hasil Belajar. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah mencakup berbagai strategi pemberdayaan tenaga pendidik dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Sementara itu, Kegiatan Belajar Mengajar memuat konsep-konsep dasar tentang pembelajaran dan pengajaran guna mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, serta ide-ide pedagogis dan andragogis yang mengelola proses pembelajaran agar tidak bersifat mekanistik. Penilaian Berbasis Kelas menekankan pada prinsip sasaran, pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan, akurat, dan konsisten sebagai bentuk akuntabilitas publik. Penilaian ini terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar di kelas, kinerja siswa, dan tes tertulis. Sedangkan Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) merangkum perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik dari lahir hingga tahun pertama sekolah. KHB mencakup kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Kelas X (SMA). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimulai secara bertahap, dengan tahap awal pada tahun ajaran 2003/2004. Di Sekolah Dasar, implementasi KBK dimulai dengan kelas I hingga IV pada tahun pertama, dilanjutkan dengan kelas I, II, IV, dan V pada tahun kedua, dan pada tahun ketiga seluruh kelas I-VI sudah menerapkan KBK secara menyeluruh. Dengan demikian, implementasi KBK di SD membutuhkan waktu tiga tahun untuk mencapai keseluruhan tingkat kelas.