Eksperimen Rutherford dan Teori Atomny
Eksperimen yang dilakukan oleh Rutherford, yang dikenal sebagai eksperimen Geiger-Marsden, merupakan salah satu percobaan penting dalam sejarah ilmu pengetahuan. Dalam eksperimen ini, Rutherford menembakkan partikel alfa ke lempengan emas dan mengamati pola pemantulan dan pembelokan partikel tersebut. Hasil dari eksperimen ini menggugah paradigma yang ada pada saat itu dan membawa pada pengembangan teori atom yang baru. Rutherford berharap bahwa semua partikel alfa akan menembus lurus lempengan emas, namun hasil yang ditemukan jauh dari harapannya. Sebagian partikel alfa mengalami pemantulan, sebagian lainnya mengalami pembelokan. Dari hasil ini, Rutherford menyimpulkan bahwa ada inti atom yang terkonsentrasi dengan muatan positif yang menjadi pusat massa atom. Inti atom ini dikelilingi oleh awan elektron yang bermuatan negatif, mirip dengan tata surya. Teori atom Rutherford menggugurkan teori atom Thomson yang sebelumnya diterima. Teori Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan negatif. Selama mengorbit inti, elektron mengalami gaya sentripetal yang dihasilkan oleh gaya tarik-menarik antara elektron dan inti atom. Meskipun teori atom Rutherford menggugurkan teori atom Thomson, namun teori ini juga memiliki kekurangan. Teori Rutherford tidak dapat menjelaskan cara rotasi inti atom dan letak elektron. Selain itu, teori ini juga tidak dapat menjelaskan spektrum garis yang ada pada atom hidrogen. Eksperimen Rutherford dan teori atomnya memiliki dampak yang signifikan dalam pemahaman kita tentang struktur atom. Eksperimen ini membuka jalan bagi penemuan lebih lanjut dan pengembangan teori atom yang lebih lengkap.