Mencari Jawaban di Balik Kontak yang Tersimpan Rapi **
Pernahkah kamu merasakan kehilangan yang begitu mendalam, hingga seakan-akan dunia berhenti berputar? Rasa itu mungkin muncul ketika seseorang yang pernah menjadi sumber kebahagiaan, tiba-tiba menghilang dari hidupmu. Seperti sebuah notif favorit yang lenyap dalam sekejap, harapan yang dibangun dengan hati-hati runtuh tanpa aba-aba. Kehilangan itu terasa semakin menyakitkan ketika diiringi pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. "Kenapa?" "Apa salahku?" "Apakah aku tidak cukup baik?" Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepala, menggerogoti hati yang terluka. Kontak yang tersimpan rapi, menjadi saksi bisu dari kenangan indah yang pernah terukir. Setiap ketikan, setiap pesan, menjadi pengingat akan cinta yang pernah ada. Namun, di balik kenangan manis itu, tersembunyi rasa sakit yang tak tertahankan. Mencoba untuk melupakan, namun kenangan itu terus menghantui. Mencoba untuk move on, namun rasa kehilangan itu masih terasa begitu nyata. Mungkin, kita memang tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap berada di sisi kita. Mungkin, kita memang harus belajar untuk menerima kenyataan bahwa tidak semua hubungan bisa bertahan selamanya. Namun, di tengah rasa sakit dan kekecewaan, kita juga harus belajar untuk menghargai diri sendiri. Kita harus belajar untuk mencintai diri sendiri, dan melepaskan apa yang tidak lagi baik untuk kita. Kontak yang tersimpan rapi, mungkin akan selalu menjadi pengingat akan masa lalu. Namun, kita harus belajar untuk melepaskan masa lalu dan menatap masa depan dengan penuh harapan. Wawasan:** Kehilangan memang menyakitkan, namun itu adalah bagian dari kehidupan. Kita harus belajar untuk menerima kenyataan, dan terus melangkah maju. Kita harus percaya bahwa di balik setiap kehilangan, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Dan, yang terpenting, kita harus selalu mencintai diri sendiri, karena kita pantas mendapatkan kebahagiaan.