Kurikulum Merdeka: Otonomi dan Kemerdekaan bagi Siswa dan Sekolah
Pendahuluan: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengumumkan Kurikulum Merdeka yang memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. Jurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa tidak akan ada lagi di SMA. <br/ > <br/ >Bagian: <br/ > <br/ >① Kurikulum Merdeka: Tidak Ada Lagi Jurusan di SMA <br/ >Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menjelaskan bahwa dalam Kurikulum Merdeka, tidak ada lagi program peminatan atau jurusan seperti IPA, IPS, atau Bahasa di SMA. Siswa akan bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir SMA. <br/ > <br/ >② Kebebasan Memilih Mata Pelajaran <br/ >Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak akan terkatagorikan dalam kelompok jurusan tertentu. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Keputusan ini memberikan kemerdekaan bagi siswa dalam memilih jalur pendidikan yang mereka inginkan. <br/ > <br/ >③ Penggunaan Kurikulum Merdeka <br/ >Kurikulum Merdeka akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023. Sekolah tidak dipaksa untuk mengikuti kurikulum ini, tetapi diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kesiapannya. Konsep Kurikulum Merdeka juga telah banyak digunakan di negara-negara maju. <br/ > <br/ >Kesimpulan: Kurikulum Merdeka memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. Dalam kurikulum ini, tidak ada lagi jurusan seperti IPA, IPS, atau Bahasa di SMA. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya, memberikan mereka kemerdekaan dalam menentukan jalur pendidikan mereka. Kurikulum Merdeka akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023.