Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya: Integrasi Konsep Abstrak dengan Konteks Lokal
Pendahuluan: Matematika, sebagai ilmu deduktif yang mempelajari bilangan, struktur, ruang, dan perubahan, seringkali dipandang sebagai subjek yang abstrak dan sulit dipahami oleh siswa. Sifat abstraknya inilah yang seringkali menjadi penghalang utama dalam proses pembelajaran, menyebabkan siswa kesulitan menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan nyata. Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, meskipun tidak secara langsung membahas metode pembelajaran matematika, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan bagi semua siswa. Lingkungan belajar yang demikian sangat krusial untuk mengatasi tantangan abstraksi dalam matematika. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran matematika yang berbasis budaya lokal menjadi sangat relevan. Dengan mengintegrasikan konsep matematika abstrak ke dalam konteks budaya yang familiar bagi siswa, proses pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa membangun jembatan antara konsep abstrak matematika dengan pengalaman nyata mereka, sehingga meningkatkan pemahaman, minat, dan prestasi belajar mereka. Penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana pengembangan media pembelajaran matematika berbasis budaya dapat mengatasi tantangan abstraksi dalam matematika dan berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang sesuai dengan semangat Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Harapannya, siswa tidak hanya mampu menguasai konsep matematika, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan sehari-hari dan menghargai kekayaan budaya lokal.