Kasih Sayang Kakak untuk Ria yang Tak Ternilai **
Di tengah gemerlap panggung teater, Ria, si bungsu, mengalami kejadian tak terduga. Kaki terkilir dan tangan berdarah membuat sembilan kakaknya, Melody, Shani, Gracia, Veranda, Nabila, Kinal, Gaby, Anin, dan Sisca, panik. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran, mata mereka tak lepas dari Ria yang terbaring lemah. Saat dokter datang dan bersiap menyuntik Ria, air mata mengalir deras di pipinya. Rasa takut pada jarum suntik menguasai dirinya. "Kaka, aku takut disuntik," lirih Ria. Melihat adiknya ketakutan, para kakak langsung beraksi. Melody, sang kakak tertua, dengan lembut mengelus rambut Ria. "Tenang, Ria. Kakak di sini. Kita akan melewati ini bersama," bisiknya. Shani, yang dikenal ceria, berusaha menghibur Ria dengan cerita lucu. Gracia, si penyayang, memeluk Ria erat dan berbisik kata-kata penyemangat. Veranda, yang selalu tenang, menjelaskan dengan sabar tentang proses suntik. Nabila, si periang, mengajak Ria bernyanyi untuk mengalihkan perhatiannya. Kinal, yang bijaksana, memberikan Ria mainan kesukaannya. Gaby, si ceria, membuat Ria tertawa dengan tingkah lucunya. Anin, si penyabar, menceritakan pengalamannya disuntik. Sisca, si pemurah, menawarkan Ria permen kesukaannya. Berkat kasih sayang dan perhatian para kakak, Ria akhirnya merasa lebih tenang. Suntikan pun selesai dengan lancar. Ria menyadari betapa beruntungnya memiliki sembilan kakak yang selalu ada untuknya, menyayangi dan melindungi dirinya dalam suka dan duka. Pesan:** Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan dukungan keluarga. Saat kita menghadapi kesulitan, keluarga adalah tempat kita berlindung dan menemukan kekuatan untuk bangkit. Kasih sayang keluarga adalah harta yang tak ternilai, yang mampu mengatasi segala rintangan.