Perbedaan PPh Pasal 21, 22, dan 23: Apa yang Perlu Anda Ketahui?
Pajak Penghasilan (PPh) adalah salah satu sumber pendapatan negara yang penting. Dalam sistem PPh, terdapat beberapa pasal yang mengatur pemotongan pajak atau penghasilan dari berbagai jenis transaksi. Tiga pasal yang sering ditemui adalah PPh Pasal 21, 22, dan 23. Meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu mengumpulkan pendapatan negara, ketiga pasal ini memiliki perbedaan dalam hal objek pajak dan subjek yang terlibat. PPh Pasal 21 merupakan pemotongan pajak atau penghasilan dari pekerjaan, jasa dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi dalam negeri. Pasal ini berlaku untuk semua jenis pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh individu, baik itu sebagai karyawan tetap, karyawan kontrak, atau pekerja lepas. PPh Pasal 21 biasanya dipotong langsung oleh pemberi kerja dari gaji atau honor yang diterima oleh karyawan atau pekerja. PPh Pasal 22, di sisi lain, merupakan pajak penghasilan yang dikenakan kepada Badan Usaha tertentu, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta, yang melakukan aktivitas perdagangan ekspor, impor, maupun re-impor. Pasal ini berlaku untuk badan usaha yang melakukan transaksi perdagangan dengan pihak luar negeri. PPh Pasal 22 biasanya dipotong oleh pihak yang melakukan transaksi perdagangan, seperti importir atau eksportir, dan kemudian disetor ke pemerintah. PPh Pasal 23 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa atau hadiah serta penghargaan, selain yang sudah dipotong dalam PPh Pasal 21. Pasal ini berlaku untuk semua jenis penghasilan yang diperoleh dari modal atau jasa yang tidak terkait dengan pekerjaan. Contohnya, jika seseorang menerima hadiah atau penghargaan dari suatu acara atau kompetisi, maka penghasilan tersebut akan dikenakan PPh Pasal 23. Dalam kesimpulannya, PPh Pasal 21, 22, dan 23 memiliki perbedaan dalam hal objek pajak dan subjek yang terlibat. PPh Pasal 21 berlaku untuk penghasilan dari pekerjaan atau jasa yang diterima oleh individu, PPh Pasal 22 berlaku untuk badan usaha yang melakukan transaksi perdagangan dengan pihak luar negeri, dan PPh Pasal 23 berlaku untuk penghasilan dari modal, penyerahan jasa, hadiah, dan penghargaan. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini agar dapat memenuhi kewajiban pajak dengan benar dan menghindari masalah di masa depan.