Serpah: Sebuah Tradisi yang Menghangatkan **
Mentari sore mulai meredup, langit perlahan berganti warna menjadi jingga kemerahan. Di sebuah desa kecil di lereng gunung, asap tipis mengepul dari cerobong rumah-rumah penduduk. Aroma kayu bakar yang khas tercium di udara, menandakan saatnya untuk menghidupkan api di tungku. Di tengah suasana hangat dan akrab itu, sebuah tradisi unik terjaga: tradisi serpah. Serpah, dalam bahasa setempat, berarti "menyalakan api". Tradisi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa. Setiap sore, setelah menyelesaikan pekerjaan di ladang, para penduduk berkumpul di halaman rumah. Anak-anak berlarian riang, sementara para ibu sibuk menyiapkan makanan. Di tengah-tengah keramaian itu, seorang lelaki tua, yang dihormati sebagai sesepuh desa, mengambil sebatang kayu bakar dan menyalakannya di tungku. Api yang menyala perlahan-lahan menghangatkan ruangan, menciptakan suasana nyaman dan penuh keakraban. Tradisi serpah bukan sekadar menyalakan api. Ia melambangkan semangat gotong royong dan persatuan. Api yang menyala menjadi simbol harapan dan kebersamaan. Di sekeliling api, para penduduk bercerita, bernyanyi, dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka. Anak-anak mendengarkan dengan penuh antusias, menyerap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap cerita. Serpah juga menjadi momen untuk saling berbagi dan membantu. Jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan, mereka akan saling membantu tanpa pamrih. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama. Di tengah gemerlap teknologi dan modernisasi, tradisi serpah tetap terjaga. Ia menjadi bukti bahwa nilai-nilai luhur dan kearifan lokal tetap relevan di era modern. Serpah mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan saling membantu. Ia mengajarkan kita untuk menghargai tradisi dan warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Emosi/Wawasan:** Tradisi serpah mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kesederhanaan dan kebersamaan. Dalam era modern yang serba cepat dan individualistis, tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai luhur yang telah lama terlupakan. Serpah adalah bukti bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam hal-hal sederhana, seperti api yang menyala dan keakraban bersama orang-orang terkasih.