Kerukunan Beragama dalam Masa Kerajaan Majapahit
Masa Kerajaan Majapahit merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia, di mana agama Hindu dan Buddha berkembang secara signifikan. Kedua umat beragama ini hidup berdampingan dengan toleransi yang besar, menciptakan kerukunan beragama yang baik. Hal ini tercermin dalam kitab Sutasoma dengan kalimat-kalimat bijak seperti "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa" (Walaupun beraneka ragam, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua) dan "Bhineka Tunggal Ika Mitreka Satata" (Berbeda-beda tapi tetap teman yang setia). Konsep ini menegaskan bahwa meskipun perbedaan ada, kerukunan tetap terjaga. Selain itu, prinsip "Ingarso sun Tulodo" (Didepan sebagai teladan) juga menjadi pedoman bagi masyarakat Majapahit untuk menjaga kerukunan beragama. Dengan demikian, kerukunan beragama dalam Masa Kerajaan Majapahit bukan hanya sekadar slogan, melainkan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pada masa itu.