Lahir di Tengah Kehebohan: Kisah Sedih dan Ngakak Kelahiranku\x0a\x0a**

Kelahiranku, seperti kebanyakan kelahiran lainnya, diiringi tangisan. Tapi tangisanku bukan hanya tangis bayi biasa. Tangisanku adalah tangis protes, tangis kekecewaan, tangis yang bergema di seluruh ruangan persalinan.

Kenapa? Karena aku lahir di tengah kekacauan. Bukan kekacauan yang dramatis, tapi kekacauan yang kocak.

Ibu sedang berjuang keras untuk melahirkan, sementara ayahku, yang biasanya kalem, panik setengah mati. Dia berlari kesana kemari, menanyakan hal-hal yang tidak penting, dan bahkan sempat menelepon nenek untuk meminta nasihat.

Di tengah hiruk pikuk itu, bidan yang menangani persalinan malah tertidur pulas di sofa. Bayangkan, bidan yang seharusnya membantu kelahiran malah tertidur!

Saat aku akhirnya lahir, ayahku langsung berteriak, "Dia lahir! Dia lahir! Tapi... dia mirip nenek!"

Ibu, yang masih lemas, langsung melotot ke arah ayahku. "Kamu ngapain sih, ngomong gitu?!"

Aku, yang masih bayi, hanya bisa terdiam dan berpikir, "Ini apaan sih? Kok aku jadi bahan ledekan?"

Kelahiranku memang penuh drama, tapi drama yang kocak dan penuh tawa. Aku mungkin lahir di tengah kekacauan, tapi aku lahir di tengah cinta dan kasih sayang.

Dan, ya, aku memang mirip nenek.