Hubungan Kerajaan Demak dengan Kerajaan-Kerajaan Lain di Nusantara
Kerajaan Demak, yang berdiri di atas reruntuhan kejayaan Majapahit, menorehkan tinta emas dalam sejarah Nusantara. Bukan hanya karena peran pentingnya dalam penyebaran agama Islam, tetapi juga karena kiprahnya menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Hubungan yang terjalin begitu kompleks, meliputi kerjasama, persaingan, hingga konflik.
Diplomasi dan Dakwah: Merangkul Kerajaan-Kerajaan Islam
Demak, sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, merasa terpanggil untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Upaya dakwah ini dilakukan seiring dengan perluasan pengaruh Demak ke kerajaan-kerajaan lain. Kerajaan Banten, Cirebon, dan Banjar, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Hindu-Buddha, dirangkul Demak dan akhirnya memeluk Islam.
Proses Islamisasi ini berjalan relatif damai. Demak menggunakan pendekatan persuasif, mengirimkan para ulama untuk berdakwah dan membangun masjid. Dukungan Demak terhadap kerajaan-kerajaan Islam baru ini tidak hanya terbatas pada bidang agama, tetapi juga ekonomi dan politik. Demak membantu mengamankan jalur perdagangan dan memberikan perlindungan dari ancaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.
Persaingan dan Perebutan Hegemoni: Dinamika Hubungan dengan Kerajaan Pajajaran
Hubungan Demak dengan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, khususnya Pajajaran, diwarnai dengan tensi dan rivalitas. Pajajaran, pewaris tahta Majapahit, masih memegang teguh keyakinan lama dan menguasai wilayah penting di Jawa Barat. Perbedaan ideologi dan perebutan hegemoni politik dan ekonomi memicu ketegangan di antara kedua kerajaan.
Demak, yang ingin menyatukan Jawa di bawah panji Islam, beberapa kali terlibat dalam konflik dengan Pajajaran. Serangan Demak ke pelabuhan Sunda Kelapa, yang merupakan wilayah kekuasaan Pajajaran, menjadi simbol perlawanan Demak terhadap dominasi Hindu-Buddha di Jawa. Peristiwa ini menandai babak baru dalam sejarah Nusantara, di mana kerajaan-kerajaan Islam mulai menggeser dominasi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.
Jaringan Perdagangan dan Diplomasi Maritim: Menjalin Koneksi dengan Dunia Luar
Demak, dengan pelabuhannya yang strategis, menjelma menjadi pusat perdagangan penting di Nusantara. Kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia, seperti Cina, India, dan Arab, berlabuh di pelabuhan Demak, membawa berbagai komoditas berharga. Jaringan perdagangan yang luas ini memungkinkan Demak untuk menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di luar Nusantara.
Hubungan dagang dan diplomatik ini memberikan keuntungan bagi Demak. Selain meningkatkan perekonomian, Demak juga mendapatkan akses terhadap pengetahuan dan teknologi baru. Pengaruh Islam yang kuat di Demak juga menarik minat kerajaan-kerajaan Islam di luar Nusantara untuk menjalin kerjasama.
Kerajaan Demak memainkan peran penting dalam membentuk peta politik dan sosial budaya Nusantara. Hubungan Demak dengan kerajaan-kerajaan lain, baik yang Islam maupun Hindu-Buddha, sarat dengan dinamika, mulai dari kerjasama dan persaingan hingga konflik. Warisan Demak dalam menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, baik dalam konteks dakwah, perebutan hegemoni, maupun diplomasi maritim, memberikan warna tersendiri dalam lembaran sejarah Indonesia.