Jejak di Atas Batu **
Mentari sore menyapa puncak bukit, menyapa batu-batu besar yang berdiri kokoh sejak zaman purba. Di antara bebatuan itu, seorang anak lelaki bernama Rara tengah asyik mengukir sebuah gambar di atas batu. "Apa yang kau gambar, Rara?" tanya seorang lelaki tua yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Lelaki tua itu bernama Pak Darma, seorang penjaga hutan yang sudah puluhan tahun mendiami bukit itu. "Aku menggambar matahari, Pak Darma," jawab Rara sambil menunjuk gambar lingkaran yang ia buat. "Seperti matahari yang sedang terbenam sekarang." Pak Darma tersenyum. "Matahari memang indah, Rara. Tapi tahukah kau, batu-batu ini juga menyimpan cerita tentang masa lalu?" Rara mengerutkan kening. "Cerita? Apa maksudnya, Pak?" "Lihatlah ukiran-ukiran di batu ini," kata Pak Darma sambil menunjuk ke beberapa batu di sekitarnya. "Ukiran-ukiran ini dibuat oleh nenek moyang kita, jauh sebelum kita lahir. Mereka mengukir cerita tentang kehidupan mereka, tentang perjuangan mereka, tentang cinta mereka." Rara terkesima. Ia mengamati ukiran-ukiran itu dengan saksama. Ada gambar manusia yang sedang berburu, ada gambar perempuan yang sedang menenun, ada juga gambar tangan yang saling menggenggam. "Mereka ingin meninggalkan jejak di atas batu, Rara," lanjut Pak Darma. "Mereka ingin agar cerita mereka tetap hidup, agar kita bisa belajar dari pengalaman mereka." Rara terdiam. Ia menyadari bahwa batu-batu di sekitarnya bukan hanya sekadar batu. Mereka adalah saksi bisu sejarah, menyimpan cerita tentang masa lalu yang penuh makna. "Aku juga ingin meninggalkan jejak di atas batu, Pak," kata Rara dengan tekad. "Aku ingin mengukir cerita tentang masa kini, tentang kehidupan kita, tentang mimpi-mimpi kita." Pak Darma mengangguk. "Itulah tujuan dari sejarah, Rara. Untuk menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Agar kita bisa belajar dari kesalahan, menghargai perjuangan, dan membangun masa depan yang lebih baik." Rara tersenyum. Ia kembali mengukir di atas batu, kali ini dengan semangat yang lebih besar. Ia ingin mengukir cerita tentang dirinya, tentang mimpi-mimpi yang ingin ia raih, tentang jejak yang ingin ia tinggalkan di dunia. Pesan:** Cerita ini mengajarkan kita bahwa sejarah bukan hanya sekadar kumpulan tanggal dan peristiwa. Sejarah adalah tentang manusia, tentang perjuangan, tentang cinta, dan tentang mimpi. Setiap orang memiliki peran dalam menulis sejarah, dan setiap jejak yang kita tinggalkan akan menjadi bagian dari cerita yang terus berlanjut.