Pengalaman Mengamati Pembelajaran IPA di Kelas 8: Menarik Tetapi Tidak Berguna Bagi Saya sebagai Mahasiswa PPG
Saat saya melakukan kegiatan asistensi mengajar di kelas 8 pada mata pelajaran IPA, saya mengalami pengalaman yang menarik namun tidak berguna bagi saya sebagai mahasiswa PPG. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman saya dan menjelaskan mengapa pengalaman tersebut tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan profesional saya. Pada awalnya, saya sangat antusias untuk mengamati momen pembelajaran guru di kelas 8. Saya berharap dapat belajar banyak dari pengalaman ini dan mengaplikasikan pengetahuan yang saya peroleh dalam praktik mengajar saya di masa depan. Namun, setelah beberapa kali mengamati pembelajaran, saya menyadari bahwa pengalaman ini tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi saya. Salah satu alasan utama mengapa pengalaman ini tidak berguna bagi saya adalah karena kurangnya keterlibatan aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa siswa kelas 8 cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran dan lebih banyak mengandalkan guru untuk memberikan informasi. Hal ini membuat saya sulit untuk melihat bagaimana saya dapat mengaplikasikan strategi pengajaran yang interaktif dan partisipatif dalam konteks ini. Selain itu, materi pembelajaran yang diajarkan di kelas 8 juga tidak terlalu relevan dengan bidang studi saya sebagai mahasiswa PPG. Meskipun saya mengakui pentingnya memahami konsep-konsep dasar dalam IPA, saya merasa bahwa fokus pada topik-topik seperti sistem peredaran darah atau struktur atom tidak memberikan manfaat yang langsung bagi perkembangan profesional saya sebagai calon guru. Saya lebih tertarik untuk mengamati pembelajaran dalam mata pelajaran yang lebih spesifik dan terkait dengan bidang studi saya. Selain itu, saya juga merasa bahwa pengalaman mengamati pembelajaran di kelas 8 tidak memberikan kesempatan bagi saya untuk berinteraksi dengan siswa secara langsung. Saya menyadari bahwa interaksi dengan siswa adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan profesional saya sebagai calon guru. Namun, dalam pengalaman ini, saya hanya dapat mengamati dari jauh tanpa kesempatan untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa. Meskipun pengalaman mengamati pembelajaran IPA di kelas 8 tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan profesional saya sebagai mahasiswa PPG, saya tetap menghargai kesempatan ini sebagai pengalaman pembelajaran. Saya belajar pentingnya memahami konteks pembelajaran dan relevansi materi pembelajaran dengan bidang studi saya. Pengalaman ini juga mengingatkan saya akan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kesimpulan, pengalaman mengamati pembelajaran IPA di kelas 8 merupakan pengalaman yang menarik namun tidak berguna bagi saya sebagai mahasiswa PPG. Kurangnya keterlibatan aktif siswa, ketidakrelevanan materi pembelajaran, dan kurangnya kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa menjadi alasan utama mengapa pengalaman ini tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan profesional saya. Meskipun demikian, saya tetap menghargai pengalaman ini sebagai bagian dari proses pembelajaran saya sebagai calon guru.