The Window is Opened by Rehan: A Passive Voice Perspective
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menggunakan aktif voice dalam berkomunikasi. Namun, ada juga situasi di mana penggunaan pasif voice lebih tepat. Salah satu contohnya adalah ketika kita ingin menekankan objek atau kejadian yang terjadi pada subjek. Dalam kasus ini, kita akan melihat bagaimana Rehan membuka jendela dan mengubah kalimat tersebut ke dalam pasif voice. Dalam kalimat aktif, kita akan mengatakan "Rehan opens the window". Namun, ketika kita ingin menekankan jendela yang dibuka oleh Rehan, kita dapat menggunakan pasif voice dan mengatakan "The window is opened by Rehan". Dalam kalimat ini, subjek "the window" menjadi fokus utama dan tindakan "opened" dilakukan oleh Rehan. Penggunaan pasif voice dalam kalimat ini memberikan penekanan pada objek yang dibuka, yaitu jendela. Hal ini juga memberikan kesan bahwa jendela tersebut menjadi pusat perhatian dalam konteks kalimat tersebut. Dengan menggunakan pasif voice, kita dapat mengubah fokus kalimat dan memberikan penekanan yang lebih kuat pada objek yang terlibat. Selain itu, penggunaan pasif voice juga dapat memberikan kesan netralitas dalam kalimat. Dalam contoh ini, kita tidak mengetahui alasan atau tujuan Rehan membuka jendela. Kita hanya mengetahui bahwa jendela tersebut dibuka olehnya. Dengan demikian, pasif voice dapat digunakan untuk menghindari pengungkapan subjektivitas atau penilaian dalam kalimat. Dalam penulisan, penting untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan pasif voice. Penggunaan pasif voice yang tepat dapat memberikan kejelasan dan penekanan yang diperlukan dalam kalimat. Namun, penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dapat membuat kalimat terasa kaku atau tidak jelas. Dalam kasus ini, penggunaan pasif voice dalam kalimat "The window is opened by Rehan" memberikan penekanan pada jendela yang dibuka oleh Rehan. Dengan menggunakan pasif voice, kita dapat mengubah fokus kalimat dan memberikan penekanan yang lebih kuat pada objek yang terlibat.