Faktor-faktor yang Tidak Dihitung dalam Gross Domestic Product (GDP) Negara Indonesi
Gross Domestic Product (GDP) adalah salah satu indikator penting dalam mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, ada beberapa faktor yang tidak dihitung dalam perhitungan GDP Negara Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor tersebut dan mengapa mereka tidak termasuk dalam perhitungan GDP. Salah satu faktor yang tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia adalah upah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan. Meskipun upah yang diterima oleh pekerja Indonesia tersebut merupakan penghasilan yang signifikan, hal ini tidak dianggap sebagai bagian dari GDP Negara Indonesia karena upah tersebut diterima di luar negeri. Selain itu, keuntungan perusahaan Suzuki di Indonesia selama satu tahun juga tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia. Meskipun keuntungan perusahaan tersebut merupakan kontribusi ekonomi yang penting, hal ini tidak termasuk dalam perhitungan GDP karena GDP hanya mencakup nilai tambah yang dihasilkan di dalam negeri. Keuntungan pengusaha Jerman yang berinvestasi di Indonesia juga tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia. Meskipun investasi asing merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha Jerman tersebut dianggap sebagai transfer ke luar negeri dan tidak dianggap sebagai bagian dari GDP. Selanjutnya, produksi batu bata di Sidoarjo juga tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia. Meskipun produksi batu bata merupakan kegiatan ekonomi yang penting, hal ini tidak termasuk dalam perhitungan GDP karena GDP hanya mencakup nilai tambah dari sektor formal. Terakhir, upah tenaga ahli Jerman yang bekerja di Indonesia juga tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia. Meskipun upah yang diterima oleh tenaga ahli tersebut merupakan penghasilan yang signifikan, hal ini tidak dianggap sebagai bagian dari GDP Negara Indonesia karena upah tersebut diterima oleh individu asing. Dalam kesimpulan, ada beberapa faktor yang tidak dihitung dalam GDP Negara Indonesia, termasuk upah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, keuntungan perusahaan asing, produksi sektor informal, dan upah tenaga ahli asing. Meskipun faktor-faktor ini tidak dihitung dalam GDP, mereka tetap memiliki kontribusi penting dalam perekonomian negara.