Dampak Alergi Telur pada Kesehatan Parki
Parki, seorang anak yang ingin tumbuh sehat dan tinggi, sering kali diberi makan telur oleh ibunya setiap hari. Namun, Parki merasa bosan dengan makanan yang sama setiap hari. Ia ingin mencoba makanan bergizi lain seperti tahu, tempe, kacang, dan ikan. Namun, ibunya tetap memaksakan Parki untuk makan telur karena menganggap komposisi gizi dalam telur sangat sempurna. Ibu Parki berpendapat bahwa telur mengandung kalsium yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang Parki. Ibu berharap Parki tumbuh setinggi pemain basket profesional. Oleh karena itu, ibu Parki selalu memasak telur dengan berbagai cara, seperti merebus, membuat telur mata sapi, atau membuat telur dadar. Ibu berusaha agar Parki tidak bosan dengan hidangan telur yang sama setiap hari. Namun, Parki tetap merasa bosan dengan makanan telur. Ia bahkan pernah menyembunyikan telur di bawah kasurnya ketika sudah terlalu bosan. Namun, ibunya selalu berhasil menemukan telur tersebut. Parki merasa frustasi karena tidak bisa mengungkapkan keinginannya untuk mencoba makanan bergizi lain selain telur. Suatu pagi, Parki terbangun dengan mata yang bengkak dan berat. Ia segera mencari cermin dan terkejut melihat kondisi matanya. Ibu Parki juga terkejut dan panik melihat mata Parki yang bengkak. Mereka segera mencari bantuan medis untuk mengetahui penyebab bengkaknya mata Parki. Dari kejadian ini, dapat disimpulkan bahwa alergi telur dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan seseorang. Parki mengalami reaksi alergi yang menyebabkan bengkak pada mata setelah mengonsumsi telur secara rutin. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda, dan tidak semua makanan cocok untuk semua orang. Dalam kasus Parki, alergi telur menjadi hambatan dalam mencapai kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kebutuhan gizi anak mereka dan memberikan variasi makanan yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.