Potensi Terorisme Jika Prabowo Gibran Jadi Presiden
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan politik yang signifikan. Salah satu perubahan terbesar adalah munculnya tokoh-tokoh baru dalam dunia politik, seperti Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Namun, ada kekhawatiran yang muncul terkait potensi terorisme jika Prabowo Gibran jadi presiden. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa alasan mengapa potensi terorisme dapat meningkat jika mereka berdua memegang jabatan tertinggi di negara ini. Pertama-tama, Prabowo Subianto adalah seorang mantan jenderal militer yang memiliki latar belakang yang kontroversial. Meskipun dia telah mengklaim telah berubah dan berkomitmen untuk membangun perdamaian, masih ada keraguan tentang kesetiaannya pada prinsip-prinsip demokrasi. Jika dia menjadi presiden, ada kemungkinan bahwa dia akan menggunakan kekuasaannya untuk menekan oposisi politik, yang dapat memicu ketegangan dan ketidakstabilan di negara ini. Ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh kelompok-kelompok tertentu dapat menjadi pemicu bagi mereka untuk terlibat dalam tindakan terorisme. Selain itu, Gibran Rakabuming Raka adalah seorang pengusaha sukses dan putra dari Presiden Joko Widodo. Meskipun dia memiliki pengalaman dalam dunia bisnis, dia tidak memiliki pengalaman politik yang cukup untuk memimpin negara ini. Kekurangan pengalaman ini dapat menyebabkan kelemahan dalam kebijakan keamanan dan penanganan terorisme. Jika Gibran menjadi presiden, ada kemungkinan bahwa kebijakan keamanan yang diterapkan tidak akan efektif dalam menangani ancaman terorisme, yang dapat meningkatkan potensi serangan teroris di Indonesia. Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang hubungan Prabowo dan Gibran dengan kelompok-kelompok radikal. Meskipun mereka telah membantah keterlibatan mereka dengan kelompok-kelompok ini, masih ada keraguan tentang keterbukaan mereka terhadap ideologi ekstremis. Jika mereka menjadi presiden, ada kemungkinan bahwa mereka akan membiarkan kelompok-kelompok radikal berkembang dan mengancam keamanan negara. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang subur bagi terorisme untuk berkembang dan meluas di Indonesia. Dalam kesimpulan, potensi terorisme dapat meningkat jika Prabowo Gibran jadi presiden. Kekhawatiran tentang latar belakang kontroversial Prabowo, kurangnya pengalaman politik Gibran, dan keraguan tentang hubungan mereka dengan kelompok-kelompok radikal semuanya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keamanan negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan dengan hati-hati konsekuensi dari pilihan politik kita dan memastikan bahwa pemimpin yang kita pilih memiliki komitmen yang kuat terhadap keamanan dan stabilitas negara.