Produsen Fesyen Lokal Mengeluh Serbuan Produk Impor China di Platform E-commerce dan Social Commerce
Produsen fesyen lokal di Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menjual produk mereka di platform e-commerce dan social commerce. Mereka mengeluhkan serbuan produk impor asal China yang menekan penjualan produk lokal mereka. Co Founder Jiniso, produsen celana jeans asal Bandung, Dian Fiona, mengungkapkan bahwa banyak produk China yang menyerupai produk buatannya dijual di platform TikTok Shop dengan harga yang sangat murah. Dian juga menduga bahwa produk-produk impor tersebut tidak dikenakan pajak seperti yang dia lakukan terhadap produk buatannya. Dian menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak memiliki produksi sendiri akan mengimpor produk dari China dan menjualnya dengan harga yang tidak masuk akal. Harga produk China ini lebih murah sekitar 20-30 persen dibandingkan dengan produk celana jeans buatan lokal. Meskipun begitu, Dian menegaskan bahwa kualitas produk lokal jauh lebih baik daripada produk China. Namun, karena harga yang lebih murah, masyarakat awam yang baru belanja cenderung memilih produk impor. Menurut Dian, pesatnya platform TikTok Shop pasca-pandemi Covid-19 telah membuat produk lokal sulit bersaing. Bahkan, ada dugaan bahwa ada pihak yang sengaja mengirim produk asal Indonesia ke China untuk memproduksi barang serupa dengan harga yang jauh lebih murah. Hal ini membuat semangat cinta produk lokal yang muncul selama pandemi menjadi buyar. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki juga mengakui adanya praktik predatory pricing di platform TikTok Shop. Misalnya, produk parfum dijual dengan harga Rp100 per produk dan celana pendek Rp2.000 per produk. Harga-harga ini jauh di bawah harga pokok produksi (HPP) produk lokal dan tidak masuk akal. Kesimpulan: Produsen fesyen lokal di Indonesia menghadapi tekanan yang signifikan akibat serbuan produk impor asal China di platform e-commerce dan social commerce. Harga produk impor yang sangat murah membuat produk lokal sulit bersaing, meskipun kualitasnya jauh lebih baik. Ada dugaan bahwa ada praktik predatory pricing yang dilakukan di platform TikTok Shop, dengan harga produk impor yang jauh di bawah harga pokok produksi produk lokal. Situasi ini menunjukkan perlunya langkah-langkah untuk melindungi dan mempromosikan produk lokal agar dapat bersaing dengan produk impor.