Perjalanan Seorang Penulis: Minke
Namaku sendiri... Sementara ini tak perlu kusebutkan. Bukan karena gila misteri. Telah aku timbang: Ixlum perlu benar tampilkan diri di hadapan mata orang lain. Pada mulanya, catatan pendek ini aku tulis dalam masa berkabung: dia telah tinggalkan aku, entah untuk sementara entah tidak. (Waktu itu aku tak tahu bagaimana bakal jadinya). Hari depan yang selalu menggoda! Misteri! Setiap pribadi akan datang padanya - mau-tak-mau, dengan seluruh jiwa dan raganya. Dan terlalu sering dia ternyata maharaja zalim. Juga akhirnya aku datang padanya bakalnya, Adakah dia dewa penaurah atau jahil, itulah memang urusan dia: manusia terlalu sering bertepuk sebelah tangan. Tiga belas tahun kemudian, catatan pendek ini kusocai dan kupelajari kembali, kupadu dengan impian, khayal. Memang menjadi lain dari astiaya. Tak kepalang langsung. Dan begini kemudian jadinya: - Minke hage Mincty Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan seorang penulis yang dikenal sebagai Minke. Namun, namanya sendiri tidak akan disebutkan dalam tulisan ini. Hal ini bukan karena ingin menciptakan misteri, tetapi karena Minke merasa bahwa ia perlu menampilkan dirinya dengan benar di hadapan orang lain. Pada awalnya, catatan pendek ini ditulis saat Minke sedang dalam masa berkabung karena seseorang telah meninggalkannya, entah untuk sementara waktu atau tidak. Saat itu, Minke tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Masa depan selalu menggoda dan penuh misteri. Setiap individu akan menghadapinya, dengan seluruh jiwa dan raganya. Namun, terlalu sering masa depan ternyata menjadi kejam. Akhirnya, Minke pun menghadapinya dengan harapan bahwa masa depan adalah dewa yang bijaksana, bukanlah seorang penipu. Namun, pada akhirnya, Minke menyadari bahwa manusia terlalu sering bertepuk sebelah tangan dalam menghadapi masa depan. Tiga belas tahun kemudian, Minke menemukan kembali catatan pendek ini dan mempelajarinya lagi, menggabungkannya dengan impian dan khayalannya. Hal ini membuat tulisan ini menjadi berbeda dari yang seharusnya. Tidak langsung dan tidak terduga. Dan inilah yang kemudian terjadi: Minke hage Mincty. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan seorang penulis yang dikenal sebagai Minke. Namun, namanya sendiri tidak akan disebutkan dalam tulisan ini. Hal ini bukan karena ingin menciptakan misteri, tetapi karena Minke merasa bahwa ia perlu menampilkan dirinya dengan benar di hadapan orang lain. Pada awalnya, catatan pendek ini ditulis saat Minke sedang dalam masa berkabung karena seseorang telah meninggalkannya, entah untuk sementara waktu atau tidak. Saat itu, Minke tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Masa depan selalu menggoda dan penuh misteri. Setiap individu akan menghadapinya, dengan seluruh jiwa dan raganya. Namun, terlalu sering masa depan ternyata menjadi kejam. Akhirnya, Minke pun menghadapinya dengan harapan bahwa masa depan adalah dewa yang bijaksana, bukanlah seorang penipu. Namun, pada akhirnya, Minke menyadari bahwa manusia terlalu sering bertepuk sebelah tangan dalam menghadapi masa depan. Tiga belas tahun kemudian, Minke menemukan kembali catatan pendek ini dan mempelajarinya lagi, menggabungkannya dengan impian dan khayalannya. Hal ini membuat tulisan ini menjadi berbeda dari yang seharusnya. Tidak langsung dan tidak terduga. Dan inilah yang kemudian terjadi: Minke hage Mincty.