Dekret Presiden Soekarno: Mengembalikan UUD 1945 dan Membentuk MPRS
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengumumkan Dekret yang mengembalikan UUD 1945 dan membentuk MPRS. Pertemuan panjang yang dihadiri oleh Presiden Soekarno, Perdana Menteri Ir. Djuanda, para menteri, pimpinan TNI, dan beberapa tokoh nasional lainnya, seperti Roeslar Abdoel Gani dan Moh. Yamin, serta Ketua Mahkamah Agung Ketono Prodjodikoro, telah mencapai kesepakatan untuk mengambil langkah-langkah penting untuk masa depan bangsa. Dekret tersebut mencakup tiga poin penting. Pertama, ia menetapkan pembubaran Konstituante. Kedua, ia menetapkan UUD 1945 berlaku untuk seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mulai dari tanggal penetapan Dekret dan tidak lagi berlaku UUD Sementara (UUDS). Ketiga, ia membentuk MPRS, yang terdiri dari anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dan golongan, serta membentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). Dekret ini mendapat sambutan baik dari masyarakat, yang telah mengalami ketidakstabilan sosial politik selama hampir 10 tahun. Mereka berharap akan masa depan yang lebih baik dan stabil bagi bangsa Indonesia. Dengan mengembalikan UUD 1945 dan membentuk MPRS, Presiden Soekarno telah mengambil langkah penting dalam sejarah Indonesia. Dekret ini menandai awal dari era baru yang lebih stabil dan demokratis bagi bangsa Indonesia.