Air Mata Ria di Balik Pintu Kantor Ayah **
Ria, si bungsu keluarga Natio, terhuyung masuk ke kantor ayahnya, Argantara Natio. Wajahnya pucat pasi, matanya sembab, dan tubuhnya gemetar. Tiga kakaknya, Shani, Gracia, dan Feni, sudah berada di sana, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. "Ayah..." Ria terengah-engah, suaranya bergetar. "Aku... aku... " Air mata membanjiri pipinya, menghalangi kata-kata yang ingin dia ucapkan. Feni, yang paling dekat dengan Ria, segera menghampiri adiknya dan memeluknya erat. "Tenang, Ria. Ceritakan semuanya," bisik Feni lembut. Dengan napas tersengal-sengal, Ria menceritakan semuanya. Perundungan yang dia alami, kata-kata kasar yang menusuk hatinya, dan rasa sakit yang tak tertahankan. Argantara Natio, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan tak kenal ampun dalam dunia bisnis, terlihat luluh. Matanya berkaca-kaca melihat penderitaan sang putri bungsu. "Ayah akan menyelesaikan ini," janji Argantara Natio, suaranya bergetar menahan emosi. "Tidak ada yang boleh menyakiti anak-anakku." Ria terisak di pelukan Feni. Rasa takut dan sakit hati yang selama ini dia pendam akhirnya terurai. Dia tahu, ayahnya akan melindunginya. Wawasan:** Kisah Ria mengingatkan kita bahwa perundungan adalah masalah serius yang dapat berdampak buruk pada korbannya. Penting bagi orang tua untuk selalu peka terhadap anak-anak mereka, memberikan dukungan dan perlindungan, serta mengajarkan mereka untuk berani melawan perundungan.