**Keindahan yang Tak Lekang oleh Waktu: Sebuah Refleksi dari Syair "Bungaku"** **
Syair lagu "Bungaku" karya Cornel Simanjuntak, dengan liriknya yang sederhana namun sarat makna, mengajak kita merenungkan tentang keindahan dan ketahanan hidup. Lagu ini menggambarkan bunga yang mekar di pagi hari, melambangkan keindahan yang muncul di tengah kesunyian. Namun, keindahan ini tak abadi, bunga dipetik, dan keindahannya sirna. Meskipun bunga yang indah telah hilang, syair ini tidak berakhir dengan kesedihan. Justru, syair ini beralih pada semangat untuk memelihara kuncup yang masih muda. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan, meskipun bersifat sementara, dapat meninggalkan warisan yang berharga. Warisan ini berupa semangat untuk terus menumbuhkan keindahan baru, untuk terus berjuang agar keindahan tetap ada. Syair "Bungaku" mengajarkan kita bahwa keindahan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah proses. Keindahan dapat hilang, namun semangat untuk menumbuhkan keindahan baru akan terus berlanjut. Seperti halnya bunga yang mekar dan layu, kehidupan manusia juga penuh dengan pasang surut. Namun, di tengah pasang surut itu, kita dapat menemukan makna dan keindahan dalam prosesnya. Syair ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai keindahan yang ada di sekitar kita. Keindahan tidak selalu terletak pada hal-hal yang besar dan mencolok, tetapi juga pada hal-hal kecil yang seringkali kita lewatkan. Seperti bunga yang mekar di pagi hari, keindahan dapat muncul di mana saja dan kapan saja. Refleksi:** Syair "Bungaku" memberikan kita sebuah pesan yang mendalam tentang keindahan dan ketahanan hidup. Keindahan mungkin bersifat sementara, namun semangat untuk menumbuhkan keindahan baru akan terus berlanjut. Semoga syair ini dapat menginspirasi kita untuk selalu menghargai keindahan yang ada di sekitar kita dan terus menumbuhkan keindahan baru dalam hidup kita.