Jenis-Jenis Gelombang
Gelombang dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan bentuknya, yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang bergerak searah dengan arah getarannya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang suara dan gelombang pegas. Pada gelombang longitudinal, satu panjang gelombang (λ) dapat diukur dengan menjumlahkan jarak rapatan dan jarak regangan. Gelombang transversal adalah gelombang yang bergerak tegak lurus dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali atau pegas. Pada gelombang transversal, satu panjang gelombang (λ) dapat diukur dengan menjumlahkan jarak bukit dan jarak lembah. Selain itu, gelombang juga memiliki periode (T) dan frekuensi (f). Periode adalah waktu yang diperlukan untuk menciptakan satu panjang gelombang penuh, sedangkan frekuensi adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu detik. Dalam gambar 4.3 (a), dapat dilihat bahwa jika kita menjumlahkan jarak bukit (titik a - c) dan jarak lembah (titik c - e), kita akan mendapatkan satu panjang gelombang (λ). Pada gambar 4.3 (b), satu panjang gelombang (λ) dapat diukur dengan jarak antara dua puncak terdekat (titik b - f). Puncak gelombang (titik b atau titik f) juga disebut amplitudo atau simpangan tertinggi dari getaran yang merambat. Dengan pemahaman yang baik tentang jenis-jenis gelombang ini, kita dapat lebih memahami fenomena gelombang dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.