Mengapa Mahasiswa Teknik Membutuhkan PMII di Era Kekerasan Seksual? **
Di era yang semakin kompleks ini, mahasiswa teknik, sebagai calon pemimpin masa depan, dituntut untuk memiliki kemampuan teknis yang mumpuni. Namun, di tengah tuntutan akademis yang tinggi, mereka juga perlu memiliki kesadaran dan pemahaman yang kuat tentang isu-isu sosial, termasuk kekerasan seksual. Di sinilah peran PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menjadi sangat penting. PMII, sebagai organisasi mahasiswa Islam yang memiliki basis di berbagai kampus, memiliki program dan kegiatan yang relevan dengan isu kekerasan seksual. Melalui program-program tersebut, mahasiswa teknik dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekerasan seksual, mulai dari definisi, jenis, hingga dampaknya. Selain itu, PMII juga berperan aktif dalam advokasi dan pendampingan bagi korban kekerasan seksual. Keikutsertaan mahasiswa teknik dalam PMII dapat memberikan manfaat yang signifikan. Pertama, mereka dapat belajar tentang nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan, sehingga dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual. Kedua, mereka dapat mengembangkan kemampuan leadership dan komunikasi yang efektif, yang sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Ketiga, mereka dapat membangun jaringan dan kolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, sehingga dapat menciptakan gerakan bersama untuk melawan kekerasan seksual. Meskipun PMII memiliki fokus pada nilai-nilai Islam, program dan kegiatannya terbuka untuk semua mahasiswa, tanpa memandang agama atau latar belakang. Dengan demikian, mahasiswa teknik dari berbagai latar belakang dapat bergabung dan berkontribusi dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Kesimpulan:** Di era maraknya kekerasan seksual, mahasiswa teknik membutuhkan wadah seperti PMII untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan dalam menghadapi isu ini. Melalui PMII, mereka dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.