Hizbullah: Pasukan Sukarelawan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesi
Pada tanggal 28 Februari 1945, dibuka latihan resmi untuk pasukan sukarelawan yang dikenal sebagai Hizbullah. Hizbullah adalah tentara cadangan yang dibentuk untuk membantu tentara Jepang dan memperkuat usaha perang. Namun, peran Hizbullah tidak hanya terbatas pada aspek militer, tetapi juga memiliki tanggung jawab sebagai pemuda Islam dalam menyebarkan agama, memimpin umat Islam, dan membela agama dan umat Islam Indonesia. Untuk mengoordinasikan program dan kegiatan Hizbullah, dibentuk pengurus pusat yang dipimpin oleh KH. Zainul Arifin, dengan Moh Roem sebagai wakilnya. Anggota pengurus pusat Hizbullah antara lain Prawoto Mangunsasmito, Kial Zarkasi, dan Anwar Cokroaminoto. Setelah itu, dilakukan pendaftaran anggota Hizbullah melalui kantor Agama di setiap keresidenan. Pendaftaran ini berhasil mengumpulkan 500 orang pemuda Islam berusia 17-25 tahun. Para anggota Hizbullah kemudian menjalani pelatihan militer di Cibarusa, Bogor, Jawa Barat. Pada pembukaan latihan, pimpinan tentara Jepang hadir dan menegaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk melatih para pemuda Islam agar menjadi kader dan pemimpin Hizbullah. Mereka diharapkan dapat menghadapi kesulitan perang dengan keberanian dan keimanan yang teguh. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Hizbullah memainkan peran penting sebagai pasukan sukarelawan yang siap membantu tentara Jepang dan memperkuat usaha perang. Namun, peran mereka tidak hanya terbatas pada aspek militer, tetapi juga sebagai pemuda Islam yang bertanggung jawab dalam menyebarkan agama, memimpin umat Islam, dan membela agama dan umat Islam Indonesia. Hizbullah menjadi simbol semangat dan keberanian pemuda Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini.