Mencari Tuhan di dalam Kekurangan: Pelajaran dari Lukas 23:33
Lukas 23:33 adalah salah satu ayat yang paling terkenal dalam Perjanjian Baru, di mana Yesus berkata kepada penjahat yang akan dilaksanakan: "Bapa-Ku, ampunlah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Ayat ini sering diambil keluar dari konteksnya dan digunakan sebagai mantra untuk meminta pengampunan bagi orang lain, tetapi jika kita melihatnya dalam konteksnya, kita akan menemukan bahwa itu adalah permintaan yang lebih kompleks dan menantang. Pertama-tama, mari kita pertimbangkan kekurangan yang dihadapi oleh Yesus dan penjahat. Mereka telah dihukum mati karena dituduh melakukan kejahatan yang tidak mereka lakukan, dan mereka sedang menghadapi akhir yang tragis dari hidup mereka. Dalam situasi seperti itu, permintaan Yesus untuk pengampunan tampak seperti permintaan yang tidak masuk akal. Mengapa Dia meminta pengampunan bagi mereka yang telah menuduh dan menghuk sendiri? Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada pemahaman Yesus tentang sifat Tuhan. Dalam ayat sebelumnya, Yesus telah mengatakan kepada penjahat, "Bapa-Ku, janganlah mereka yang telah menuduhku itu mengampuni mereka, tetapi ampunlah mereka yang telah menuduhmu itu." Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak percaya bahwa Tuhan akan mengampuni mereka yang telah menuduh Dia, tetapi Dia percaya bahwa Tuhan akan mengampuni mereka yang telah menuduh Dia. Pemahaman ini tentang Tuhan adalah pemahaman yang sangat berbeda dari yang kita miliki saat ini. Dalam dunia kita, kita sering menganggap bahwa Tuhan adalah makhluk yang adil dan penyayang, yang akan mengampuni kita atas segala kesalahan kita. Tetapi ayat Yesus menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah seperti itu. Tuhan adalah makhluk yang adil dan penyayang, tetapi Dia juga adalah makhluk yang menghargai kebenaran dan keadilan. Dia tidak akan mengampuni mereka yang telah menuduh Dia, tetapi Dia akan mengampuni mereka yang telah menuduh Dia. Pemahaman ini tentang Tuhan adalah pemahaman yang sangat menantang, tetapi itu adalah pemahaman yang sangat penting bagi kita semua. Ini mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh menganggap Tuhan sebagai makhluk yang adil dan penyayang, tetapi kita harus menghargai kebenaran dan keadilan-Nya. Ini juga mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh menganggap Tuhan sebagai makhluk yang akan mengampuni kita atas segala kesalahan kita, tetapi kita harus menghargai kasih-Nya dan pengampunan-Nya. Pada akhirnya, ayat Yesus ini adalah sebuah pengingat yang kuat bahwa Tuhan adalah makhluk yang adil dan penyayang, tetapi Dia juga adalah makhluk yang menghargai kebenaran dan keadilan. Ini adalah sebuah pengingat yang kuat bagi kita semua untuk tidak menganggap Tuhan sebagai makhluk yang adil dan penyayang, tetapi kita harus menghargai kasih-Nya dan pengampunan-Nya. Ini adalah sebuah pengingat yang kuat bagi kita semua untuk tidak menganggap Tuhan sebagai makhluk yang akan mengampuni kita atas segala kesalahan kita, tetapi kita harus menghargai kebenaran dan keadilan-Nya.