Perlawanan Melayu terhadap Penjajahan Portugis di Asia Tenggar
Perlawanan Melayu terhadap Penjajahan Portugis di Asia Tenggara Pada abad ke-15, kerajaan Melayu yang pernah menjadi imperium besar di Asia Tenggara adalah Melaka. Namun, kejayaan Melaka tidak bertahan lama setelah Portugis berhasil menaklukkan Melaka pada tahun 1511. Kekalahan Melaka dari Portugis memaksa Sultan Mahmud menyingkir dari Melaka dan mencari wilayah baru untuk membangun basis perlawanan. Wilayah yang dituju Sultan Mahmud adalah Bintan dan Kampar. Di sana, Sultan Mahmud memindahkan pusat pemerintahan dan membangun basis perlawanan terhadap Portugis. Perlawanan Melayu terhadap Portugis tidak hanya terjadi di Melaka, tetapi juga melibatkan pasukan gabungan dari beberapa daerah. Laskar Melayu yang terdiri dari Siak, Aceh, Jambi, Johor, Lingga, Bintan, Inderagiri, Deli, Palembang, Bukitbatu, Bengkalis, dan Pelalawan bersatu melawan Portugis. Namun, perlawanan Melayu tidak selalu berhasil. Nara Singa II, salah satu pemimpin perlawanan Melayu, pernah menarik pasukannya dari Melaka ke Bintan ketika melakukan pengepungan terhadap Portugis. Penarikan pasukan dilakukan karena orang Melayu Melaka mengalami kelaparan akibat pengepungan, kapal Portugis yang lebih banyak, kekurangan senjata, dan jumlah tentara yang tidak sebanding. Meskipun Bintan jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1527, Sultan Mahmud tidak menyerah. Ia memindahkan pusat pemerintahan dan basis perlawanannya ke daerah Rokan. Portugis juga melakukan penyerangan terhadap Aceh, dan orang Siak, Bukitbatu, dan Bengkalis bergabung dalam perlawanan tersebut. Perlawanan Melayu terhadap penjajahan Portugis di Asia Tenggara tidak hanya terjadi di Melaka, tetapi juga melibatkan wilayah-wilayah lain seperti Bintan, Kampar, Rokan, dan Aceh. Meskipun tidak selalu berhasil, perlawanan ini menunjukkan semangat dan keteguhan hati bangsa Melayu dalam melawan penjajahan asing. Dalam konteks sejarah, perlawanan Melayu terhadap penjajahan Portugis merupakan bagian penting dari perjuangan bangsa Melayu untuk mempertahankan kedaulatan dan kebebasan. Perlawanan ini juga menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan. Dengan demikian, perlawanan Melayu terhadap penjajahan Portugis di Asia Tenggara adalah bukti nyata keberanian dan semangat perlawanan bangsa Melayu. Meskipun tidak selalu berhasil, perlawanan ini menunjukkan tekad yang kuat untuk melawan penjajahan asing dan mempertahankan identitas dan kebudayaan Melayu.