Mengatasi Dendam dan Mencari Keadilan di Tengah Teror
Sejak Kartosoewirjo tidak setuju dengan gagasan Bung Karno mengenai Pancasila sebagai dasar negara, desa-desa di Indonesia telah dilanda teror yang tak kunjung surut. Para gerombolan tersebut terus mengganggu kedamaian masyarakat dengan kekerasan dan ancaman. Meskipun perbedaan pandangan, kita semua adalah warga negara Indonesia yang memiliki darah yang sama. Namun, sulit untuk merasakan semangat kemerdekaan yang dirayakan pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika perang dan konflik masih terus berlanjut. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, yang paling sulit adalah melawan bangsa sendiri. Di tengah teror ini, seorang gadis muda hidup dalam ketakutan setiap malam. Meskipun ibunya memintanya untuk tidur, matanya sulit terpejam. Dia duduk di bawah jendela, memegang golds, dan merenungkan kehidupannya yang penuh dengan ketakutan dan kehilangan. Rumahnya yang dulunya tenang dan damai, sekarang menjadi tempat yang penuh dengan ketegangan. Lampu minyak bergoyang dan suasana gelap membuat suasana semakin mencekam. Namun, meskipun hidup dalam ketakutan, gadis itu tidak ingin menyerah. Dia bersikeras untuk melawan para penjahat yang mengancam kehidupannya setiap malam. Ibunya khawatir dan bertanya sampai kapan dia akan terus seperti ini. Namun, gadis itu dengan tegas menjawab bahwa dia akan melindungi dirinya sendiri dan keluarganya sampai para penjahat itu mati di tangannya. Namun, ibunya khawatir bahwa gadis itu akan menjadi korban selanjutnya. Dia tidak ingin kehilangan lagi. Dia bertanya kepada gadis itu siapa yang akan melindungi mereka setelah ayah mereka meninggalkan mereka. Air mata mengalir di pipi ibu itu, dan dadanya dipenuhi dengan kesedihan, kecemasan, dan sakit hati. Adik laki-laki gadis itu masih terlalu muda untuk melindungi mereka. Sekarang, beban itu jatuh pada bahu gadis itu. Ayahnya harus menjadi pundak mereka untuk mengeluh dan melindungi keluarganya. Dalam situasi yang sulit ini, gadis itu harus mencari cara untuk mengatasi dendamnya dan mencari keadilan. Dia harus menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri untuk melawan para penjahat dan mencari keadilan bagi keluarganya. Meskipun sulit, dia tidak boleh menyerah. Dia harus tetap optimis dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik.