Hubungan antara Gangguan OCD dan Autisme dalam Cerpen "Malaikat Juga Tahu" karya Dewi Lestari
Dalam cerpen "Malaikat Juga Tahu" karya Dewi Lestari, terdapat kaitan yang menarik antara gangguan OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) dan autisme. Dalam cerita ini, tokoh utama, Malaikat, mengalami gangguan OCD yang tampaknya terkait dengan kondisi autisme yang dia miliki. Melalui karakter Malaikat, penulis menggambarkan dengan baik bagaimana kedua gangguan ini dapat saling mempengaruhi dan memengaruhi kehidupan seseorang. Gangguan OCD ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi yang berulang dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Pada Malaikat, obsesi yang dia alami adalah kebersihan dan ketertiban. Dia merasa terpaksa untuk melakukan ritual pembersihan dan pengaturan barang-barang di sekitarnya. Obsesi ini sangat kuat sehingga mengganggu hubungannya dengan orang lain dan menghambat kemampuannya untuk menjalani kehidupan yang normal. Namun, apa yang menarik adalah bahwa gangguan OCD Malaikat tampaknya juga terkait dengan kondisi autisme yang dia miliki. Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang. Dalam cerita ini, Malaikat juga menunjukkan gejala autisme seperti kesulitan dalam berkomunikasi dan memahami emosi orang lain. Kaitan antara gangguan OCD dan autisme dalam cerpen ini menunjukkan betapa kompleksnya kondisi ini dan bagaimana mereka dapat saling mempengaruhi. Gangguan OCD dapat menjadi gejala tambahan yang muncul pada individu dengan autisme, dan sebaliknya, autisme juga dapat mempengaruhi manifestasi gangguan OCD. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan mental tidak selalu berdiri sendiri, tetapi dapat terkait dengan kondisi lain yang ada pada individu. Dalam cerpen "Malaikat Juga Tahu", Dewi Lestari berhasil menggambarkan dengan baik kaitan antara gangguan OCD dan autisme melalui karakter Malaikat. Melalui cerita ini, pembaca dapat memahami betapa kompleksnya kondisi ini dan bagaimana mereka dapat memengaruhi kehidupan seseorang.