Periode Kelima: Masa Mentashihkan Hadis dan Penyusunan Kaidahny
Pada periode kelima dalam sejarah hadis, terjadi puncak dari usaha pembukuan hadis dan penyusunan kaidahnya. Periode ini terjadi pada abad III Hijriah, di mana para ulama berusaha mencari hadis dari berbagai wilayah. Salah satu ahli hadis terkenal, Al-Bukhari, melakukan perjalanan mencari hadis hingga ke Naisabur, Rei Bagdad, Basrah, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, Damsyik, Qusariyah, "Asqalani, dan Himsh. Al-Bukhari kemudian menyusun kitab-kitabnya yang terkenal dengan nama al-Jamius Shahih, di mana ia hanya membukukan hadis-hadis yang dianggap sahih. Usaha Al-Bukhari ini kemudian diikuti oleh muridnya yang sangat alim, yaitu Imam Muslim. Ia juga melakukan penyaringan hadis untuk membedakan hadis sahih dan hadis lemah atau hadis palsu. Imam Muslim kemudian menulis kitab Shahih Muslim yang menjadi salah satu kitab hadis sahih yang terkenal. Selain Al-Bukhari dan Imam Muslim, terdapat juga beberapa imam lainnya yang ahli dalam bidang hadis dan menulis kitab-kitab hadis sahih. Beberapa di antaranya adalah Imam Abu Dawud yang menulis kitab Sunan Abu Dawud, Imam Tirmizi yang menulis kitab Sunan at-Timizi, dan Imam Nasa'i yang menulis kitab Sunan an-Nasa'i. Kitab-kitab ini kemudian dikenal di kalangan masyarakat dengan judul Al-Ushul Al-Khamsyah. Pada masa selanjutnya, Imam Ibnu Majah juga menyusun kitab sunannya yang dikenal dengan nama Sunan Ibnu Majah. Keenam kitab hadis sahih tersebut kemudian disusun dalam satu kitab induk yang dikenal dengan sebutan Al-Kutub Al-Sittah. Selain para imam yang menulis kitab-kitab hadis sahih, pada periode ini juga lahir beberapa tokoh hadis yang berpengaruh. Beberapa di antaranya adalah 'Ali Ibnul Madany, Abu Hatim Ar-Razy, dan Muhammad Ibn Jarir Ath-Thabari. Periode kelima ini merupakan masa penting dalam sejarah hadis, di mana para ulama berusaha dengan gigih untuk mencari, menyaring, dan menyusun hadis-hadis yang sahih. Usaha mereka dalam pembukuan hadis dan penyusunan kaidahnya telah memberikan kontribusi besar dalam memastikan keabsahan dan keandalan hadis-hadis yang menjadi sumber ajaran agama Islam.