Proses Penagihan Pajak untuk Kasus A yang Akan Meninggalkan Indonesi
Pendahuluan: <br/ > <br/ >Dalam kasus ini, A memiliki utang pajak sebesar 5 miliar rupiah dan telah menerima Surat Peringatan pada tanggal 5 September 2020. Namun, A telah mengumumkan niatnya untuk meninggalkan Indonesia secara permanen dan tinggal di Singapura. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah yang harus diambil oleh Juru Sita pajak untuk memastikan bahwa A membayar pajak yang belum dibayarkan. <br/ > <br/ >Bagian: <br/ > <br/ >① Pemeriksaan dan Penilaian: Juru Sita pajak harus melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap aset dan kekayaan A untuk menentukan apakah ada aset yang dapat disita untuk membayar utang pajak. <br/ > <br/ >② Surat Pemberitahuan Penagihan: Setelah pemeriksaan dan penilaian dilakukan, Juru Sita pajak harus mengirimkan Surat Pemberitahuan Penagihan kepada A. Surat ini harus berisi jumlah utang pajak yang harus dibayarkan, tenggat waktu pembayaran, dan konsekuensi hukum jika tidak membayar. <br/ > <br/ >③ Penyitaan Aset: Jika A tidak membayar utang pajak dalam tenggat waktu yang ditentukan, Juru Sita pajak dapat melakukan penyitaan aset A. Aset yang dapat disita termasuk properti, kendaraan, dan rekening bank. <br/ > <br/ >④ Lelang Aset: Setelah penyitaan aset dilakukan, Juru Sita pajak dapat mengadakan lelang untuk menjual aset tersebut dan menggunakan hasil penjualan untuk membayar utang pajak A. <br/ > <br/ >Kesimpulan: <br/ > <br/ >Dalam kasus A yang akan meninggalkan Indonesia, Juru Sita pajak harus mengikuti langkah-langkah penagihan pajak yang telah ditetapkan. Dengan melakukan pemeriksaan dan penilaian, mengirimkan Surat Pemberitahuan Penagihan, melakukan penyitaan aset, dan mengadakan lelang aset, Juru Sita pajak dapat memastikan bahwa A membayar pajak yang belum dibayarkan.