Apakah Amal Saleh yang Dilakukan dengan Riya Bernilai?
Dalam Islam, keikhlasan adalah pondasi utama dalam setiap amal perbuatan, tak terkecuali amal saleh. Amal saleh yang dilakukan dengan tulus semata-mata mengharap ridho Allah SWT akan bernilai pahala di sisi-Nya. Namun, bagaimana jadinya jika amal saleh yang tampak mulia di mata manusia justru dinodai oleh riya? Pertanyaan ini menggelitik nurani dan mendorong kita untuk merenungkan esensi sejati dari sebuah amal ibadah.
Menelisik Makna Riya dalam Beramal
Riya, dalam konteks amal saleh, dapat diartikan sebagai sikap pamer atau ingin dipuji atas kebaikan yang telah dilakukan. Seseorang yang terjangkit riya dalam hatinya akan cenderung melakukan amal saleh bukan karena Allah SWT, melainkan karena ingin mendapatkan pujian, sanjungan, atau pengakuan dari manusia. Padahal, Allah SWT Maha Mengetahui segala isi hati dan niat tersembunyi di balik setiap tindakan.
Bahaya Riya yang Menghancurkan Amal Saleh
Riya adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Ia dapat merusak nilai sebuah amal saleh, bahkan berpotensi menghapuskan pahala di sisi Allah SWT. Amal saleh yang dilakukan dengan riya ibarat bangunan megah tanpa pondasi, tampak indah di luar namun rapuh di dalam. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beramal dengan amalan yang dapat dilihat orang lain, sedangkan ia menyembunyikannya dari manusia, maka Allah akan membukakan aibnya pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Menjaga Keikhlasan: Kunci Kemurnian Amal Saleh
Menjaga keikhlasan dalam beramal saleh memanglah tidak mudah. Godaan riya dapat datang menghampiri siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Namun, sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala penyakit hati, termasuk riya. Memperkuat niat dan meluruskannya hanya untuk mencari ridho Allah SWT adalah langkah awal yang krusial.
Meneladani Rasulullah SAW dalam Beramal Saleh
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal beramal saleh. Beliau selalu mengajarkan umatnya untuk ikhlas dalam beribadah dan menjauhi riya. Keikhlasan Rasulullah SAW tercermin dalam setiap tindakan dan perkataannya. Beliau tidak pernah mengharapkan pujian atau imbalan duniawi atas amal saleh yang dilakukannya.
Amal saleh yang dilakukan dengan riya tidak akan bernilai di sisi Allah SWT. Riya adalah racun yang dapat merusak pahala amal saleh. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga keikhlasan dalam setiap amal perbuatan, meneladani Rasulullah SAW, dan menjadikan ridho Allah SWT sebagai tujuan utama dalam hidup ini.