Pengaruh Pak Raden dan Kisah Multikulturalistik dalam Seni Anak-Anak di Indonesi
Pada tahun 1980-an, Indonesia kehilangan salah satu seniman yang paling berpengaruh dalam perkembangan seni anak-anak, yaitu Pak Raden alias Suyadi. Ia adalah pencipta kisah boneka kayu "Si Unyil", sebuah film seri televisi Indonesia yang diproduksi oleh PPFN. Kisah Si Unyil menjadi legenda bagi generasi 80-an hingga awal 90-an. Kisah Si Unyil terinspirasi dari pertunjukan wayang atau boneka kayu anak-anak di Prancis. Karakter boneka anak tersebut dinamai Guignol, yang diciptakan pada tahun 1808 oleh Laurent Mourguet, seorang marionnettiste. Guignol masih digunakan sebagai hiburan anak-anak melalui pertunjukan di teater Guignol dan menjadi ikon Kota Lyon, Prancis. Meskipun terinspirasi dari Guignol, kisah Si Unyil memiliki perbedaan signifikan. Selain sebagai ajang hiburan anak-anak, kisah Si Unyil juga memiliki muatan ideologis dan politis. Pada masa Orde Baru, pemerintah menggunakan media film anak-anak untuk mempertahankan eksistensinya. Melalui Si Unyil, pemerintah menyosialisasikan program-program seperti Keluarga Berencana, ajakan melakukan ronda malam, dan pentingnya pendidikan. Kisah Guignol pada masa awal kemunculannya juga digunakan sebagai instrumen politik pemerintah Prancis. Namun, dalam hal ide cerita, Guignol lebih berfokus pada cerita-cerita ringan anak-anak tanpa muatan edukasi yang signifikan. Pengaruh Pak Raden dan kisah multikulturalistik dalam seni anak-anak di Indonesia sangatlah besar. Kisah Si Unyil tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan-pesan penting kepada anak-anak. Kisah ini menjadi bagian dari sejarah seni anak-anak di Indonesia dan tetap dikenang oleh generasi 80-an hingga sekarang.