Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah: Model Tajdid Muhammadiyah di Bidang Keagamaan
Pendahuluan: Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta, Indonesia. Salah satu prinsip utama gerakan ini adalah Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah, yang berarti "yang terdepan dalam kebaikan dengan izin Allah". Artikel ini akan menjelaskan model tajdid Muhammadiyah di bidang keagamaan. Bagian: ① Latar Belakang Muhammadiyah: Muhammadiyah didirikan sebagai respons terhadap kondisi sosial dan keagamaan yang ada pada saat itu. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki dan memperbarui pemahaman dan praktik keagamaan umat Islam. ② Prinsip Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah: Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah adalah prinsip yang mendorong para anggota Muhammadiyah untuk menjadi yang terdepan dalam melakukan kebaikan. Prinsip ini mengajarkan pentingnya berbuat baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat. ③ Model Tajdid Muhammadiyah di Bidang Keagamaan: Muhammadiyah mengimplementasikan prinsip Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah dalam berbagai bidang, termasuk bidang keagamaan. Gerakan ini aktif dalam menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran, serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada umat Islam. ④ Program dan Kegiatan Muhammadiyah: Muhammadiyah memiliki berbagai program dan kegiatan di bidang keagamaan, seperti pendidikan agama, dakwah, pemberdayaan masyarakat, dan kesehatan. Gerakan ini juga aktif dalam membangun masjid dan pesantren sebagai pusat kegiatan keagamaan. Kesimpulan: Model tajdid Muhammadiyah di bidang keagamaan didasarkan pada prinsip Sabiqun bi al-khayrat bi idznillah. Gerakan ini berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam melakukan kebaikan dan memperbaiki pemahaman dan praktik keagamaan umat Islam. Melalui program dan kegiatan yang beragam, Muhammadiyah berusaha untuk menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran serta memberikan manfaat bagi masyarakat.