Mimpi Menjadi Soekarno **
Matahari pagi menyinari wajahku, membangunkan aku dari mimpi. Mimpi yang sama, seperti biasa. Aku berdiri di tengah lapangan, berteriak lantang di hadapan ribuan orang. Suara mereka bergemuruh, penuh semangat, mengikuti setiap kata yang keluar dari mulutku. Aku, Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Aku terbangun dengan napas tersengal-sengal. Mimpi itu selalu membuatku bersemangat, tapi juga sedikit sedih. Aku, seorang anak kecil yang tinggal di desa terpencil, hanya bisa membayangkan menjadi seperti Soekarno. Aku membaca buku tentang Soekarno, tentang perjuangannya melawan penjajah, tentang pidato-pidatonya yang menggetarkan jiwa. Aku terpesona dengan semangat juang dan kecerdasannya. Aku ingin menjadi seperti dia, seorang pemimpin yang berani, yang bisa membawa bangsa ini menuju kejayaan. Aku berlatih berpidato di depan cermin, meniru gaya Soekarno. Aku membaca buku sejarah, mempelajari tentang perjuangan para pahlawan lainnya, seperti Hatta, Sjahrir, dan Cut Nyak Dien. Aku ingin tahu lebih banyak tentang mereka, tentang bagaimana mereka berjuang untuk kemerdekaan. Aku tahu, menjadi seperti Soekarno bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan keberanian, kecerdasan, dan dedikasi yang tinggi. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan terus belajar, terus berlatih, dan terus bermimpi. Suatu hari, aku ingin menjadi seperti Soekarno, seorang pemimpin yang menginspirasi, yang bisa membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih cerah. Aku ingin menjadi seperti Soekarno, seorang pahlawan yang namanya akan dikenang sepanjang masa. Catatan:** Cerpen ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama, menggambarkan keinginan seorang anak untuk menjadi seperti Soekarno. Cerpen ini menekankan semangat juang dan kecerdasan Soekarno sebagai inspirasi bagi anak tersebut.