Risiko dan Tindakan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan tidak selamanya mendatangkan manfaat, tetapi juga mendatangkan risiko. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa risiko yang terkait dengan pembangunan dan tindakan yang dapat diambil untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Risiko pertama yang sering terjadi akibat pembangunan adalah berkurangnya lahan pangan akibat pembangunan waduk. Pembangunan waduk seringkali memerlukan pengorbanan lahan pertanian yang subur, yang dapat mengurangi produksi pangan lokal. Selain itu, pemindahan pemukiman penduduk juga merupakan risiko yang sering terjadi akibat pembangunan waduk. Pemindahan ini dapat mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi penduduk yang terkena dampak. Selain itu, pembangunan juga dapat menyebabkan punahnya kehidupan flora dan fauna akibat pembukaan lahan. Pembukaan lahan untuk pembangunan infrastruktur dapat menghancurkan habitat alami flora dan fauna, yang dapat mengancam keberlanjutan ekosistem. Namun, penting untuk diingat bahwa pembangunan juga dapat dilakukan dengan tindakan yang mencerminkan pembangunan berkelanjutan. Misalnya, menggunakan bahan tambang sebanyak-banyaknya dan menggunakan teknologi yang tidak ramah lingkungan adalah tindakan yang tidak mencerminkan pembangunan berkelanjutan. Sebaliknya, tindakan yang mencerminkan pembangunan berkelanjutan adalah pengembangan dan pengelolaan keanekaragaman hayati serta reklamasi dan rehabilitasi lahan kritis. Kerusakan lingkungan kota juga merupakan risiko yang sering terjadi akibat pembangunan. Arus urbanisasi yang tinggi, pemerintah kota yang tidak siap mengelola kota, dan kurangnya kesadaran penduduk kota terhadap kelestarian lingkungan hidupnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan kota. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya dalam pengelolaan sampah di lingkungan rumah sendiri, seperti memilah sampah organik dan nonorganik pada tempat pembuangan yang berbeda. Pemanfaatan lingkungan dengan menerapkan prinsip keberlanjutan juga dapat menjadi solusi dalam pembangunan. Misalnya, alih fungsi lahan di kawasan pelindung, penerapan kebijakan perikanan tangkap menggunakan jaring, dan mengolah lahan pertanian secara intensif dan kontinu adalah contoh pemanfaatan lingkungan dengan menerapkan prinsip keberlanjutan. Selain itu, sifat udara yang mengandung gas rumah kaca juga merupakan risiko akibat pembangunan. Udara yang mengandung gas rumah kaca dapat menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti penggunaan energi terbarukan dan penghematan energi. Pabrik-pabrik yang membuang limbah sembarangan di sungai juga merupakan risiko yang harus dihindari dalam pembangunan. Limbah yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan air sungai menjadi berwarna hitam, berbau dan mengandung bahan kimia, serta dapat menyebabkan kematian ikan-ikan dalam sungai. Oleh karena itu, pabrik-pabrik yang melanggar peraturan harus dikenai sanksi tegas untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pencemaran tanah juga merupakan risiko akibat pembangunan. Pembakaran sampah, pemakaian pupuk kandang, pembuangan sampah organik, limbah industri, dan limbah rumah tangga adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan pencemaran tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi pencemaran tanah, seperti pengelolaan limbah yang baik dan penggunaan pupuk organik. Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, penting untuk memperhatikan risiko yang terkait dengan pembangunan dan mengambil tindakan yang mencerminkan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, pembangunan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.