Taktik Bumi Hangus: Strategi Sia-sia yang Merugikan Rakyat **
Taktik bumi hangus yang diterapkan oleh para "pahlawan" di Bandung pada tahun 1946, dengan tujuan menghambat gerak maju Sekutu, ternyata tidak efektif dan justru merugikan rakyat. Pertama, Sekutu tidak terhambat dalam gerak ofensifnya. Mereka telah merencanakan untuk menggempur daerah Bandung Selatan, yang merupakan basis TRI, dan pembakaran bangunan di Bandung Utara tidak menjadi kendala. Kedua, bangunan-bangunan besar yang dibakar, meskipun sebagian besar merupakan peninggalan kolonial, justru dapat dengan mudah diperbaiki dan digunakan kembali oleh Sekutu. Ledakan yang dilakukan oleh TRI dengan peledak buatan lokal tidak menghasilkan kerusakan yang berarti. Ketiga, taktik bumi hangus justru merugikan rakyat. Pembakaran bangunan menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal dan harta benda. Kehilangan ini semakin diperparah dengan situasi ekonomi yang sulit pasca-perang. Terakhir, meskipun Sekutu berhasil menguasai Jawa Barat melalui Perjanjian Renville, hal ini bukan karena taktik bumi hangus, melainkan karena tekanan politik dan militer yang kuat. NICA melanggar gencatan senjata dan terus menyerang basis pertahanan Tentara Indonesia. Kesimpulan: Taktik bumi hangus di Bandung merupakan strategi yang sia-sia dan merugikan rakyat. Alih-alih menghambat Sekutu, taktik ini justru menyebabkan penderitaan bagi masyarakat dan tidak memberikan keuntungan strategis bagi perjuangan kemerdekaan. Wawasan:** Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa dalam perjuangan, strategi yang efektif haruslah berfokus pada tujuan akhir dan tidak boleh mengorbankan rakyat. Penting untuk memilih strategi yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermoral dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.