Peninggalan Hindu dan Buddha dalam Masyarakat Nusantar
Peninggalan sejarah Hindu dan Buddha di Nusantara tidak hanya terbatas pada benda-benda fisik, tetapi juga mencakup bahasa dan tulisan. Bangsa India memperkenalkan masyarakat praaksara di Nusantara dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Asimilasi budaya ini menghasilkan penggunaan aksara dan bahasa Sanskerta dalam banyak prasasti di Indonesia, seperti Prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur, Prasasti Kerajaan Tarumanagara, Sriwijaya, dan Mataram Kuno. Bahasa Sanskerta juga memengaruhi perkembangan bahasa Kawi (bahasa Jawa Kuno) dan bahasa Melavu Kuno. Peninggalan Hindu dan Buddha dalam masyarakat Nusantara juga dapat dilihat dalam bentuk arsitektur dan seni. Contohnya adalah candi-candi Hindu dan Buddha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran. Candi-candi ini merupakan bukti nyata keberadaan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha di masa lampau. Selain itu, pengaruh Hindu dan Buddha juga terlihat dalam sistem kepercayaan dan tradisi masyarakat Nusantara. Beberapa tradisi seperti upacara adat, tarian, dan musik masih dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha. Misalnya, upacara Ngaben di Bali yang merupakan upacara kremasi yang dilakukan dengan mengikuti ajaran Hindu. Peninggalan Hindu dan Buddha dalam masyarakat Nusantara tidak hanya merupakan warisan sejarah, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas budaya Indonesia. Keberadaan peninggalan ini menjadi bukti bahwa agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha masih ada dan terus hidup dalam masyarakat Indonesia hingga kini.