Kritik Sumber Terhadap Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
Sebagai seorang peneliti sejarah, kritik sumber terhadap objek yang diteliti merupakan langkah penting dalam memahami kebenaran sejarah. Dalam konteks Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), terdapat beberapa kritik intern yang dapat diajukan. Pertama, kritik intern dapat dilakukan terhadap isi Supersemar itu sendiri. Apakah isi dari surat tersebut benar-benar mencerminkan niat dan keputusan yang sebenarnya dari pihak yang bersangkutan? Kritik terhadap keaslian isi Supersemar menjadi penting dalam menentukan validitas dokumen tersebut sebagai sumber sejarah. Kedua, penemu naskah Supersemar juga menjadi objek kritik intern. Kredibilitas penemu naskah, proses penemuan, dan motif di balik penemuan tersebut perlu dipertanyakan untuk memastikan bahwa naskah yang ditemukan memang asli dan tidak mengalami manipulasi. Selain itu, bahan pembuat kertas naskah juga menjadi fokus kritik intern. Analisis terhadap jenis kertas yang digunakan, teknik pembuatan kertas, serta kemungkinan adanya perubahan atau pemalsuan kertas menjadi bagian penting dalam kritik sumber terhadap Supersemar. Jenis ketikan dalam Supersemar juga menjadi aspek yang perlu dikritisi. Apakah jenis ketikan, gaya penulisan, dan tata bahasa yang digunakan sesuai dengan konteks waktu dan kebiasaan penulisan pada masa itu? Kritik terhadap aspek ini dapat membantu mengungkap potensi keaslian atau manipulasi dalam Supersemar. Terakhir, tempat ditemukannya Supersemar juga menjadi titik kritik intern yang relevan. Proses penemuan, keadaan dokumen saat ditemukan, serta keberadaan saksi-saksi yang terlibat dalam penemuan tersebut perlu diteliti secara cermat untuk memastikan keabsahan Supersemar sebagai sumber sejarah. Dengan melakukan kritik sumber terhadap Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari berbagai sudut pandang intern, seorang peneliti sejarah dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran sejarah yang terkandung dalam dokumen tersebut.