Sejarah Portugis di Indonesia: Malaka dan Cengkeh
Portugis, sebuah bangsa yang terkenal karena penjelajahan dan perdagangan mereka, pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1511 di daerah Malaka. Malaka, yang dikuasai oleh Portugis, menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia, menangani komoditas dari seluruh dunia timur dan barat. Menurut Tome Pires, seorang pegawai Portugis, tidak ada tempat lain yang lebih banyak memperdagangkan barang-barang dengan lebih halus dan mahal. Portugis berusaha memperluas kekuasaan mereka dan mendirikan monopoli perdagangan cengkeh. Armada pertama mereka mendarat di Pulau, Maluku, yang merupakan pusat penghasil pala dan selaput buah pala, atau yang dikenal sebagai fuli. Melalui kesepakatan perjanjian dengan Raja Sunda, Sang Hyang Prabu Surawisesa, Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di daerah yang disebut "Kepala" sebagai imbalan atas perlindungan mereka terhadap Kerajaan Sunda dari kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Namun, benteng tersebut tidak pernah dibangun karena armada Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Saa hancur dalam topan pada tahun 1526, dan beberapa awak yang selamat kemudian dibun Pasukan Cirebon. Sejarah Portugis di Indonesia adalah kisah yang kaya dan kompleks, penuh dengan penemuan, perdagangan, dan perjanjian. Malaka, sebagai pusat perdagangan terbesar di Asia, memainkan peran penting dalam perdagangan global, dan cengkeh, sebagai komoditas yang paling berharga, menjadi fama Portugis. Meskipun upaya mereka untuk mendirikan benteng di Sunda Kepala gagal, sejarah mereka di Indonesia tetap menjadi bagian penting dari sejarah dunia.