Menjadi Duta Kristus: Refleksi atas 2 Korintus 5:20-21 dalam Konteks Persekutuan
Kita dipanggil untuk menjadi duta Kristus, utusan yang membawa pesan rekonsiliasi kepada dunia yang haus akan kasih dan pengampunan. Panggilan ini, yang terukir dalam 2 Korintus 5:20-21, bukanlah sekadar tugas, melainkan sebuah identitas baru yang kita terima dalam Kristus. Ia adalah sebuah tanggung jawab yang suci, sebuah kehormatan yang tak ternilai, dan sebuah kesempatan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan Allah yang penuh kasih.
Mewujudkan Kasih Kristus dalam Persekutuan
Menjadi duta Kristus dimulai dari dalam, dari hati yang diubahkan oleh kasih karunia. Transformasi ini tercermin dalam kehidupan bersama sebagai orang percaya, dalam persekutuan yang dipersatukan oleh Roh Kudus. Di sini, dalam komunitas yang saling mengasihi, saling mendukung, dan saling mengampuni, kita belajar untuk hidup sebagai duta Kristus.
Persekutuan menjadi tempat di mana kita saling mengingatkan akan identitas kita dalam Kristus dan panggilan kita sebagai duta-Nya. Di sini, kita saling menguatkan dalam menghadapi tantangan, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling mendoakan agar tetap setia dalam mengemban amanat agung ini.
Kesaksian Hidup sebagai Duta Kristus
Kata-kata memang penting, tetapi kesaksian hidup yang autentik memiliki kekuatan yang tak terbantahkan. Dunia akan lebih mudah menerima pesan rekonsiliasi ketika mereka melihatnya terwujud dalam kehidupan orang-orang percaya. Integritas, kerendahan hati, kasih yang tulus, dan kesediaan untuk mengampuni adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh setiap hati.
Sebagai duta Kristus, kita dipanggil untuk menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian (1 Timotius 4:12). Hidup kita harus mencerminkan karakter Kristus, sehingga orang lain dapat melihat perbedaan nyata yang dihasilkan oleh kasih karunia-Nya.
Misi Rekonsiliasi: Membawa Damai Kristus
Inti dari menjadi duta Kristus adalah misi rekonsiliasi. Kita dipanggil untuk menjadi jembatan antara Allah dan manusia, untuk membawa pesan perdamaian yang telah dikerjakan oleh Kristus di kayu salib. Ini bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, tetapi tentang menjadi agen rekonsiliasi dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dalam keluarga, tempat kerja, masyarakat, dan di mana pun kita berada, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, untuk meruntuhkan tembok-tembok permusuhan, dan untuk membangun jembatan pengertian. Kita dipanggil untuk menjadi duta Kristus, bukan dengan paksaan, tetapi dengan kasih, kelemahlembutan, dan rasa hormat.
Menjadi duta Kristus bukanlah pilihan, melainkan panggilan bagi setiap orang percaya. Panggilan ini berakar dalam kasih karunia Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya melalui Kristus. Dalam persekutuan dengan sesama orang percaya, kita bertumbuh dalam kasih karunia dan diutus untuk menjadi saksi Kristus, membawa pesan rekonsiliasi kepada dunia yang membutuhkan kasih dan pengampunan-Nya.