Ketika Panggung Menjadi Ruang Tindakan **
Sorak sorai penonton memenuhi stadion di Bandung. Lampu panggung berkedip-kedip, menyorot enam sosok enerjik yang tengah bernyanyi dan menari dengan penuh semangat. Mereka adalah Shani, Gracia, Feni, Jinan, Cindy, dan Celine, enam kakak dari Lia dan Sila, yang juga merupakan anggota JKT48. Di balik panggung, Lia dan Sila, CEO dan Kepala Rumah Sakit yang mereka dirikan, duduk berdampingan. Keduanya tampak menikmati pertunjukan kakak-kakaknya. Namun, suasana berubah saat keenam kakak mereka tiba-tiba memasuki ruangan. "Lia, Sila, besok kita ada show di Bandung. Kalian harus datang!" seru Shani, disambut tawa riang dari saudara-saudaranya. Lia, yang sedang dalam rapat, tidak bisa hadir. Namun, Sila dengan senang hati menerima undangan tersebut. Keesokan harinya, Lia dan Sila tiba di Bandung, dikawal ketat oleh para bodyguard mereka. Mereka langsung menuju tempat duduk yang telah disediakan. Namun, saat hendak duduk, Lia dan Sila melihat seorang penonton yang tampak sesak napas. Tanpa ragu, mereka langsung berlari mendekat. "Rafel?" tanya Lia, terkejut melihat sahabatnya yang juga seorang CEO. Rafel, yang memang sedang mengalami sesak napas, langsung ditolong oleh Lia dan Sila. Beruntung, Lia dan Sila yang terbiasa menangani pasien, dengan sigap memberikan pertolongan pertama. Keesokan harinya, Lia harus menjalani operasi. Sila pun terpaksa menjaga ruangan Lia, memastikan bahwa kakaknya bisa beristirahat dengan tenang. Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, Lia dan Sila tetap meluangkan waktu untuk mendukung karier kakak-kakaknya. Bagi mereka, keluarga adalah segalanya. Dan, dalam setiap kesempatan, mereka selalu siap membantu, bahkan di tengah kesibukan mereka sebagai CEO dan Kepala Rumah Sakit. Wawasan:** Kisah Lia dan Sila menunjukkan bahwa kesuksesan tidak menghalangi seseorang untuk tetap memegang erat nilai-nilai keluarga. Mereka membuktikan bahwa meskipun memiliki profesi yang berbeda, mereka tetap saling mendukung dan membantu satu sama lain.