Makna dan Pentingnya Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam Keberagaman Indonesi
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan semangat, harapan, dan kekuatan penyatuan dalam berbagai keberagaman yang ada di Indonesia. Makna dari semboyan ini secara historis berasal dari Kitab Sutasoma yang berisi tentang ajaran moral dan etika sosial masyarakat Majapahit. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, semboyan ini menggambarkan semangat kesatuan dan toleransi antara penganut Buddha dan Hindu. Secara tekstual, Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari tiga kata, yaitu bhinneka, tunggal, dan ika. Bhinneka berarti berbeda atau beragam, tunggal berarti satu, dan ika berarti itu. Jika digabung, semboyan ini mengandung arti "berbeda-beda tetapi tetap satu". Makna Bhinneka Tunggal Ika secara kontekstual adalah bahwa perbedaan dalam keberagaman merupakan kesatuan dari bangsa Indonesia. Keberagaman ini mencakup perbedaan ras, suku, budaya, adat istiadat, bahasa, agama, dan lain-lain. Keberagaman ini harus diterima dan disadari sebagai kekayaan dan anugerah Tuhan. Di sisi lain, kesatuan merupakan cita-cita dan tujuan kehidupan berbangsa. Meskipun manusia terlahir dengan keunikan yang berbeda-beda sebagai individu, mereka menyatu dalam kelompok, komunitas, dan suku-suku dengan kehendak masing-masing. Komunitas dan suku-suku ini kemudian menjadi satu bangsa dan negara. Kenyataan tentang keberagaman harus disikapi dengan persatuan, kerja sama, semangat gotong royong, saling menghormati, dan menghargai. Persatuan ini akan mewujud menjadi kesatuan dalam satu bangsa dan negara Indonesia. Kesatuan masyarakat Indonesia adalah bangunan kokoh yang terwujud dalam sebuah negara kesatuan Republik Indonesia. Saat ini, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus diperkuat kembali. Generasi muda diharapkan tidak lupa dengan kekuatan semboyan ini yang telah menyatukan bangsa Indonesia dalam perjuangan mewujudkan cita-cita bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara yang heterogen, kita harus sadar untuk menerima dan menghargai keberagaman sebagai keniscayaan.