Menemukan Jati Diri di Balik Buku dan Organisasi **

4
(269 votes)

** Menjalani masa remaja di bangku SMA Muhammadiyah 6 Gresik, akrab disapa SMA Musix, adalah pengalaman yang penuh warna. Usia 17 tahun membawa saya pada banyak hal baru, termasuk kesadaran akan pentingnya nilai akademik dan pengembangan skill. Tak hanya sekadar mengejar nilai tinggi, saya ingin menjadi pribadi yang utuh, mampu mengimplementasikan profil pelajar Pancasila. Perjalanan menemukan jati diri ini tak selalu mudah. Saya percaya bahwa jati diri bukan sesuatu yang dicari, melainkan diciptakan oleh diri sendiri. Melalui proses belajar dan berorganisasi, saya menemukan cara untuk membentuk jati diri yang saya inginkan. Di SMA Musix, saya aktif berorganisasi dan menjabat sebagai Bendahara Umum di PR IPM. Peran ini mengajarkan saya tentang manajemen waktu dan pengendalian emosi. Saya belajar untuk mengatur waktu dengan efektif agar dapat menyeimbangkan kegiatan belajar, berorganisasi, dan bersosialisasi. Pengalaman ini juga melatih saya untuk mengendalikan emosi, terutama saat berinteraksi dengan orang lain. Melalui pengalaman ini, saya menyadari bahwa jati diri terbentuk dari berbagai aspek, baik akademik maupun non-akademik. Menjadi pribadi yang utuh membutuhkan komitmen untuk terus belajar, berorganisasi, dan mengembangkan diri. Saya percaya bahwa perjalanan menemukan jati diri ini akan terus berlanjut, dan saya siap untuk menghadapi tantangannya dengan penuh semangat.